Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengungkapkan bahwa terdapat 274.965 pekerja migran sepanjang tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat 36,96% (year-on-year/yoy) dibandingkan tahun 2022, dengan total mencapai 200.761 pekerja. Kenaikan ini sekaligus membuktikan bahwa masyarakat Indonesia tidak lagi merasa malu maupun minder dengan profesi satu ini.
"Saat ini bangga menjadi Pekerja Migran. Kalau dulu ditanya TKI itu malu, kenapa demikian karena ada juga pejabat yang menganggap remeh mereka padahal mereka ini adalah pahlawan devisa," ungkap Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, mengutip laman resmi BP2MI.
Melihat lebih lanjut, pekerja migran Indonesia (PMI) ini kebanyakan berasal dari Jawa Timur, dengan total mencapai 68.069 pekerja. Nilai tersebut setara dengan 24,75% dari total PMI sepanjang tahun 2023 lalu.
Adapun urutan kedua dipegang oleh Jawa Tengah dengan total 59.009 pekerja. Jawa Barat mengusul di posisi ketiga dengan total 52.961 orang. Peringkat keempat sendiri diduduki oleh Nusa Tenggara Barat dengan 33.949 orang. Lampung berada di urutan kelima dengan 21.539 pekerja.
Sementara itu, jumlah PMI paling sedikit berasal dari Maluku Utara, dengan total hanya 12 pekerja. PMI yang berasal dari Papua Barat juga hanya segelintir jumlahnya, sebesar 15 orang.
Untuk kabupatennya sendiri, Indramayu terpilih menjadi daerah asal PMI terbanyak tahun 2023, sebanyak 19.178 PMI berasal dari Indramayu. Lebih lanjut, mayoritas PMI ditempatkan di Taiwan dan Malaysia. Kebanyakan berprofesi sebabagi pembantu rumah tangga dan pengasuh.
