Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, total perusahaan konstruksi di Indonesia mencapai 190.677. Jumlah tersebut turun 3,22% dari tahun sebelumnya yang sebesar 197.030 perusahaan.
Provinsi dengan total perusahaan konstruksi terbanyak dipegang oleh Jawa Timur yang memiliki 23.624 perusahaan konstruksi. Dengan rincian, perusahaan konstruksi ukuran kecil sebanyak 21.090, perusahaan konstruksi ukuran menengah sebanyak 2.363, dan perusahaan konstruksi ukuran besar sebanyak 171.
Sementara itu, Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan perusahaan konstruksi terbanyak di luar Jawa. Sulawesi Selatan memiliki 11.395 perusahaan konstruksi dengan 9.736 perusahaan konstruksi ukuran kecil, 1.571 ukuran menengah, dan 88 perusahaan konstruksi ukuran besar.
Perlu diketahui bahwa, perusahaan konstruksi bertanggung jawab untuk mengelola urusan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan konstruksi prasarana (infrastruktur). Tugas perusahaan konstruksi meliputi perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Kegiatan perencanaan meliputi perencanaan proyek (desain, anggaran, jadwal) dan pengadaan material dan peralatan. Sedangkan kegiatan pelaksanaan meliputi koordinasi dengan pihak ketiga yang menjadi subkontraktor atau vendor, mengurus perizinan dan regulasi, pemantauan dan pengendalian proyek, serta penyelesaian dan serah terima proyek.
Dari awal sampai akhir sebuah fasilitas dibangun, perusahaan konstruksi menjadi pihak pertama yang mengurusnya. Fasilitas yang dibangun beraneka ragam, mulai dari sekolah, jembatan, gedung pemerintahan atau gedung swasta, lapangan, bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, terowongan, perpustakaan, rumah sakit, kantor, mal, pasar, taman nasional, hotel, dan lain-lain.
Beberapa perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia adalah PT Waskita Karya hingga PT Pembangunan Perumahan. Perusahaan-perusahaan inilah yang menjadi jembatan antara penyedia modal (pemilik proyek) dan vendor (penyedia material).
Baca Juga: Konstruksi Pimpin Sektor Pekerja Bebas Berbasis Digital Indonesia 2023
