The Global Hunger Index merilis data tentang Global Hunger Index (GHI) atau indeks kelaparan global di Indonesia pada tahun 2023 lalu. Data pada 2023 tersebut dikumpulkan sejak tahun 2018 hingga 2022.
Dari total 125 negara, GHI Indonesia menduduki posisi ke-77 dengan skor 17,6. Dengan skor tersebut, indeks kelaparan di Indonesia berada pada level moderat.
Angka ini menurun dibandingkan tahun 2015 yang datanya berasal dari tahun 2013 sampai 2017. Skor GHI Indonesia pada tahun 2015 sebesar 21,9.
Meski menurun dibandingkan pada tahun 2015, indeks kelaparan di Indonesia termasuk yang paling tinggi di ASEAN.
Di antara negara-negara ASEAN, yakni Timor Leste, Laos, Myanmar, Kamboja, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Thailand, Indonesia berada pada posisi kedua negara dengan indeks kelaparan tertinggi. Adapun, Singapura dan Brunei Darussalam tidak tercatat di dalam GHI.
Sebagai informasi, GHI adalah alat untuk mengukur dan melacak kelaparan secara komprehensif pada tingkat global, regional, dan nasional. Skor indeks kelaparan global ini mengacu pada empat indikator komponen, yaitu:
- Kekurangan gizi (Undernourishment), yaitu bagian dari populasi dengan asupan kalori yang tidak mencukupi.
- Pemborosan anak (Child wasting), yaitu bagian dari anak-anak di bawah usia lima tahun yang memiliki berat badan rendah untuk tinggi badan mereka, mencerminkan kekurangan gizi akut.
- Pertumbuhan terhambat anak (Child stunting), yaitu bagian dari anak-anak di bawah usia lima tahun yang memiliki tinggi badan rendah untuk usia mereka, mencerminkan kekurangan gizi kronis.
- Kematian anak (Child mortality), yaitu bagian dari anak-anak yang meninggal sebelum ulang tahun kelima mereka, sebagian mencerminkan kombinasi nutrisi yang tidak memadai dan lingkungan yang tidak sehat.
Keempat indikator tersebut lalu dirumuskan ke dalam skor berskala 1-100. Semakin tinggi skornya maka kondisi kelaparan di sebuah negara semakin buruk.
