Buta aksara merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak memiliki pengetahuan tentang huruf, yang mengakibatkan mereka tidak dapat membaca dan menulis huruf latin. Kondisi ini sering kali terkait dengan keterbatasan akses pendidikan dasar, terutama di daerah terpencil dan kelompok usia lanjut.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi penurunan angka buta aksara penduduk selama lima tahun terakhir. Hal ini merupakan kemajuan yang signifikan dalam pengentasan buta aksara di Indonesia. Angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas terus turun, pada tahun 2020 persentasenya berada di 4%, namun turun menjadi 3,33% di tahun 2024.
Penurunan ini juga terjadi di semua kelompok umur. Kelompok umur 15 hingga 44 tahun, yang pada tahun 2020 masih berada di angka 0,80%, kini turun menjadi 0,43% pada tahun 2024. Kelompok usia 45 tahun ke atas juga mengalami penurunan dari 9,46% pada 2020 menjadi 7,66% pada 2024.
Direktur PMPK Kemendikbudristek Baharudin, mengatakan adanya upaya untuk menurunkan angka buta aksara yang terus dilakukan, khususnya di bawah program Merdeka Belajar.
“Kami juga selalu membantu proses penurunan buta aksara ini melalui pengolahan data melalui Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin),” tutur Baharudin, melalui keterangan resmi, Jumat (27/9/2024), mengutip Tempo.
Lebih lanjut, ia berharap dengan kolaborasi dan gotong royong ekosistem pendidikan dalam menurunkan angka buta aksara di tengah masyarakat menjadi semakin kuat.
“Semoga ikhtiar kita untuk terus memajukan dan meningkatkan literasi di tengah masyarakat akan semakin dimudahkan,” tuturnya.
Baca Juga: Apakah Indonesia Sudah Berhasil Terbebas dari Buta Aksara pada 2024?
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTAyIzI=/angka-buta-aksara-menurut-provinsi-dan-kelompok-umur--persen-.html
https://www.tempo.co/politik/kemendikbud-klaim-angka-buta-aksara-masyarakat-indonesia-terus-menurun-4915
