Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi di Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan tren penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, data ini memberikan wawasan yang penting tentang transparansi produksi padi dan beras yang sedang hangat menjadi perbincangan saat ini.
Pada tahun 2023, produksi padi dalam bentuk gabah kering giling (GKG) mencapai total 53,98 juta ton, mengalami penurunan sebesar 1,41% dari jumlah produksi pada tahun sebelumnya yang mencapai 54,75 juta ton. Penurunan ini mencerminkan berbagai faktor yang mempengaruhi pertanian, seperti cuaca ekstrem, perubahan iklim, dan praktik pertanian yang beragam di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara itu, jika dikonversi menjadi beras, produksi padi secara nasional pada tahun 2023 mencapai 31,10 juta ton. Meskipun jumlahnya masih cukup besar, penurunan sebesar 1,40% dari tahun sebelumnya yang mencapai 31,54 juta ton menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian dalam mempertahankan produksi padi yang stabil.
Analisis lebih mendalam terhadap data bulanan menunjukkan fluktuasi produksi padi sepanjang tahun 2023. Bulan Maret mencatatkan jumlah produksi padi terbesar, mencapai 8,92 juta ton GKG, sementara produksi terendah tercatat pada bulan Desember tahun sebelumnya, hanya mencapai 1,97 juta ton GKG.
Hal ini menunjukkan bahwa produksi padi dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman dan lingkungan yang dapat berdampak signifikan terhadap hasil panen.
Dalam konteks regional, Jawa Timur menonjol sebagai produsen padi terbesar di Indonesia, dengan jumlah produksi mencapai 9,71 juta ton GKG pada tahun 2023. Kontribusi ini setara dengan 17,99% dari total produksi padi di seluruh negeri.
Selain itu, Jawa Barat dan Jawa Tengah juga memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi padi nasional, masing-masing mencapai 9,14 juta ton dan 9,08 juta ton GKG pada tahun yang sama.
