Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2025 mencapai 153,05 juta orang, naik sekitar 3,67 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Seiring kenaikan itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga ikut meningkat menjadi 70,60%, atau naik 0,8% dibanding Februari 2024.
Saat ini, penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 216,79 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar (153,05 juta) termasuk dalam kategori angkatan kerja. Sementara sekitar 63,74 juta orang lainnya tercatat bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang tidak bekerja dan tidak sedang mencari kerja.
Jika dilihat dari jenis kelamin, partisipasi laki-laki di pasar kerja jauh lebih tinggi dibanding perempuan. TPAK laki-laki tercatat sebesar 84,34%, sedangkan perempuan hanya 56,7%. Artinya, laki-laki lebih banyak yang aktif bekerja atau setidaknya mencari pekerjaan.
Namun, datanya cukup menarik. Meskipun partisipasi laki-laki lebih tinggi, tingkat pengangguran mereka justru lebih besar. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional pada Februari 2025 berada di angka 4,76%. Rinciannya, TPT laki-laki tercatat sebesar 4,98%, sedangkan perempuan 4,41%.
Fenomena ini menunjukkan bahwa tingginya partisipasi di pasar kerja tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat penyerapan tenaga kerja. Semakin banyak orang yang masuk ke pasar kerja, potensi pengangguran juga bisa meningkat apabila kesempatan kerja tak sebanding dengan jumlah pencari kerja.
Jika dibandingkan dengan Agustus 2024, tren ini mengalami pergeseran. Enam bulan sebelumnya, TPT perempuan justru sedikit lebih tinggi dibanding laki-laki, yakni 4,92% berbanding 4,9%. Kini kondisinya berbalik. Bisa jadi, peluang kerja bagi perempuan mulai membaik, atau jumlah pencari kerja laki-laki terus bertambah.
Baca Juga: Jumlah Pengangguran Indonesia Naik per 5 Maret 2025
