Peralihan karir atau career-switching merupakan hal lumrah jika dibicarakan di era ini. Penggunaan internet yang semakin luas dan berubahnya gaya hidup dinilai membuat pekerja cenderung lebih sering mempertimbangkan untuk berganti karir. Tidak hanya itu, situs pencarian kerja turut mempermudah pekerja yang ingin beralih karir.
Baru-baru ini, lembaga Gallup merilis survei unik yang melibatkan topik pekerjaan. Data ini didapat dari karyawan Amerika Serikat yang telah bekerja paling sedikit tiga bulan, tidak termasuk karyawan pensiun. Salah satu topik utama survei tersebut adalah pertimbangan karyawan wanita ketika memilih pekerjaan barunya.
Alasan utama pertimbangan wanita saat memilih pekerjaan baru adalah keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi yang lebih baik, atau yang kerap disebut ‘work-life balance’. Mengutip data Gallup, 69% responden wanita memilih aspek tersebut sebagai pertimbangan utama.
Muncul sebagai pertimbangan kedua adalah kesempatan untuk melakukan kemampuan terbaik. Sebanyak 62% responden wanita setuju bahwa aspek ini menjadi pertimbangan penting untuk pekerjaan baru. Hal ini dinilai karena beberapa tempat kerja tidak mendukung karyawan untuk menunjukkan potensi maksimalnya, sehingga membuat karyawan merasa tertekan karena tidak berkembang.
Kemudian, terlihat bahwa banyak responden wanita yang mempertimbangkan ‘pendapatan dan tunjangan yang lebih besar’ di pekerjaan barunya. Terlihat 59% responden wanita setuju akan hal ini, mengingat tujuan utama bekerja adalah mendapatkan gaji dan tunjangan selama menjadi karyawan.
Dua pertimbangan lainnya berkaitan dengan lingkungan kerja. Lebih rinci lagi, 58% responden wanita memilih ‘stabilitas dan keamanan kerja yang lebih baik’ dan 49% lainnya mempertimbangkan ‘tempat kerja yang inklusif terhadap keberagaman pegawainya’. Keduanya dinilai penting karena tempat kerja yang aman dari bahaya serta menerima karyawan dari berbagai kelompok, ras maupun agama akan memberikan kenyamanan saat bekerja.
