Saat ini, pasokan daging sapi untuk konsumsi dalam negeri berasal dari daging sapi lokal dan impor. Dibandingkan dengan daging impor, daging sapi lokal memiliki beberapa keunggulan seperti lebih segar, tidak berpengawet, dan rasanya lebih enak.
Beberapa jenis sapi lokal yang dikembangkan di Indonesia saat ini adalah sapi bali, sapi madura, dan sapi aceh. Selain itu, juga terdapat jenis sapi hasil persilangan dengan sapi dari luar, seperti sapi jenis brahman, simmental, onggole, hingga limousin.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Sensus Pertanian mencatat bahwa sapi bali merupakan jenis rumpun sapi potong yang banyak dibudidayakan oleh Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) pada 2023.
Proporsi sapi bali pada RTUP mencapai 38,6% dari total rumpun sapi potong yang dibudidayakan. Sapi bali banyak dibudidayakan di Sulawesi Selatan, NTB, NTT, dan Bali. Populasi terbesar berada di Sulawesi Selatan yakni mencapai 18%.
Jenis sapi potong kedua yang banyak dibudidayakan oleh RTUP adalah limousin dengan proporsi mencapai 16,28%. Peringkat ketiga dipegang oleh sapi ongole dengan 13,43%.
Peringkat ketiga dan keempat datang dari sapi simmental dengan 10,66% dan sapi lokal madura dengan 9,7%.
Potensi pengembangan sapi lokal untuk meraih swasembada pangan sangat besar jika dimulai dari hulu sampai hilir. Sapi bali menjadi sapi yang paling banyak dibudidayakan karena sangat mudah beradaptasi, memiliki kualitas daging yang baik, dan rendah lemak.
Selain sapi bali, sapi lokal yang memiliki keunggulan adalah sapi madura dan sapi aceh. Sapi madura tahan terhadap iklim tropis, penyakit campak, dan memiliki kebutuhan pakan yang lebih rendah dibandingkan sapi impor. Sementara itu, sapi aceh memiliki keunggulan di tingkat fertilitas tinggi dan kecepatan beradaptasi.
Baca Juga: Simak Populasi Sapi Potong di Indonesia, Jawa Timur Terbanyak
