Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem vital bagi keberlangsungan hidup manusia dan kualitas lingkungan. Selain menjadi penyerap karbon yang baik, ekosistem mangrove juga penting dalam menjaga biodiversitas kawasan pesisir, mencegah abrasi, hingga menyediakan hasil hutan seperti buah-buahan dan kayu bakar.
Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki kawasan pesisir yang luas serta kekayaan ekosistem mangrove yang melimpah. Berdasarkan Laporan Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki ekosistem mangrove seluas 3,44 juta hektare, dan terdapat potensi tambahan ekosistem mangrove seluas 777,63 ribu hektare. Keberadaan ekosistem mangrove tersebar di 6.757 desa pesisir yang ada di seluruh Indonesia.
Potensi ekosistem mangrove yang dimiliki Indonesia tentunya harus terus dijaga agar tidak rusak ataupun dieksploitasi oleh sebagian orang. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) telah merencanakan target pengelolaan ekosistem mangrove yang dirilis dalam Strategi Nasional Pengelolaan Lahan Basah: Ekosistem Gambut dan Mangrove. Salah satu indikator target yang dirancang adalah luasan mangrove yang akan direhabilitasi.
Target rehabilitasi mangrove sendiri akan dibagi ke dalam lima periode hingga tahun 2045. Periode pertama, pada tahun 2022-2024, pemerintah menargetkan rehabilitasi lahan mangrove hingga 23.321 ribu hektare. Masuk ke periode 2025-2029, target rehabilitasi lahan mangrove ditingkatkan menjadi 49.097 hektare.
Pada periode 2030-2034, target rehabilitasi kembali meningkat mencapai 62.727 hektare. Selanjutnya, periode 2035-2039, diharapkan sebanyak 63.697 hektare lahan mangrove dapat direhabilitasi, target yang ditetapkan pada periode ini menjadi yang tertinggi untuk 20 tahun ke depan. Periode terakhir, 2040-2045 target rehabilitasi mangrove sedikit diturunkan menjadi 46.249 hektare.
Baca Juga: Persentase Sebaran Ekosistem Mangrove di Indonesia
