Beberapa hari belakangan ini, banjir yang terjadi di sejumlah wilayah permukiman dan ruas jalan Jakarta menjadi sorotan publik, lantaran berdampak pada terhambatnya mobilisasi masyarakat.
Namun, banjir yang terjadi di daerah ibu kota ini memang bukanlah suatu hal yang baru. Beberapa penyebab Jakarta sering banjir di antaranya adalah intensitas hujan yang tinggi, banjir rob, dan banjir kiriman dari hulu sungai.
Lantas, bagaimana statistik sungai-sungai yang berada di wilayah Jakarta?
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ada empat induk sungai yang mempunyai luas lebih dari 100 kilometer per segi di daerah DKI Jakarta, yaitu Sungai Ciliwung Jakarta Pusat (Jakpus), Pesanggrahan, Angke, dan Ciliwung Jakarta Selatan (Jaksel).
Adapun angka dalam data merupakan statistik sungai yang diukur pada tahun 2022.
Sungai Ciliwung Jakpus menjadi bagian sungai dengan daerah aliran sungai terluas di Jakarta, yaitu mencapai 337 kilometer persegi. Adapun debit ekstrem sesaat ketika banjir berada di rentang angka 9,4-83,2 meter kubik per detik.
Untuk rata-rata tahunan sendiri, Sungai Ciliwung Jakpus memiliki rata-rata tahunan aliran mencapai 73,8 liter per detik per kilometer persegi, dengan tinggi aliran mencapai 2.329 milimeter dan volume air mencapai 785 juta meter kubik.
Selanjutnya, sungai terluas kedua di Jakarta diraih oleh Sungai Ciliwung Jaksel dengan luas daerah aliran mencapai 328,3 kilometer persegi. Untuk debit ekstrem sesaatnya sendiri berada di rentang 6,6-75,5 meter kubik per detik.
Untuk rata-rata tahunan sendiri, Sungai Ciliwung Jaksel memiliki angka yang lebih besar dari lokasinya di Jakpus. Secara lebih rinci, rata-rata tahunan aliran mencapai 83,2 liter per detik per kilometer persegi, dengan tinggi aliran mencapai 2.624 milimeter dan volume air mencapai 861 juta meter kubik.
Data statistik ini diikuti dengan Sungai Angke yang luas daerah alirannya mencapai 214,8 kilometer persegi dan Sungai Pesanggrahan yang luas daerah alirannya mencapai 110 kilometer persegi.
