Masifnya perkembangan AI membuat berbagai negara berlomba-lomba untuk terus menguasai teknologi satu ini. Berdasarkan laporan The Future of Jobs Report 2025 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), AI menjadi salah satu faktor utama yang akan mendorong transformasi bisnis.
Untuk mengukur kapasitas perkembangan AI, Tortois menyusun Indeks AI Global dengan mengukur 122 indikator yang dikumpulkan dari 24 sumber data publik dan swasta yang berbeda, serta dari 83 pemerintah negara. Indikator-indikator ini dikelompokkan ke dalam tiga pilar utama dan tujuh sub-pilar. Setiap indikator dinilai dalam rentang angka 0-100, nilai 0 menggambarkan kondisi terburuk, sementara nilai 100 menggambarkan kondisi terbaik.
Pilar pertama adalah implementasi dengan sub-pilar talenta, infrastruktur, dan lingkungan operasi. Pilar kedua adalah inovasi dengan sub-pilar penelitian dan pengembangan, Pilar ketiga adalah investasi dengan sub-pilar strategi pemerintah dan aspek komersil.
Hasilnya, Amerika Serikat keluar sebagai negara dengan Indeks AI Global terbaik di dunia dengan nilai indeks sempurna di angka 100. China menyusul di peringkat kedua dengan nilai yang terpaut jauh di angka 54. Singapura masuk jadi tiga negara dengan kapasitas pengembangan AI terbaik dengan nilai indeks sebesar 32.
Britania Raya jatuh di peringkat keempat dengan nilai indeks di angka 30. Prancis berada di urutan kelima dengan skor indeks sebesar 28. Korea Selatan dan Jerman berada di urutan keenam dengan skor indeks yang persis sama di angka 27.
Kanada dan Israel masing-masing berada di posisi kedelapan dengan skor masing-masing sebesar 26. India keluar di peringkat kesepuluh dengan nilai indeks sebesar 24.
Indonesia dalam hal ini masih tertinggal jauh di peringkat 49 dari 83 negara, dengan skor indeks hanya sebesar 9. Skor Indeks Indonesia persis sama dengan Yunani, Thailand, Kroasia, Meksiko, Lithuania, Argentina, dan Selandia Baru.
Baca Juga: 10 Perusahaan dengan Penerimaan Investasi AI terbesar 2014–2024
