Pada masa pascapandemi, penggunaan aplikasi kesehatan terhitung mengalami peningkatan dan masih menjadi primadona andalan masyarakat Indonesia. Berbagagi fitur ditawarkan oleh aplikasi-aplikasi ini seperti layanan telemedicine, artikel kesehatan, hingga pembelian obat secara virtual.
Dalam data yang dirilis oleh Top Brand pada fase 1 tahun 2023, mayoritas dari 8500 responden memilih aplikasi Halodoc sebagai aplikasi andalan mereka di bidang kesehatan. Sebanyak 67,2 persen responden memilih Aplikasi yang didirikan pada 2016 ini.
Alternatif kedua yang dipilih adalah aplikasi Alodokter, sebuah aplikasi yang dirilis tahun 2014 oleh Suci Arumsari. Aplikasi ini meraih angka 15,7 persen Top Brand Index (TBI). Posisi ketiga adalah KlikDokter dengan TBI sebesar 10,60%.
Selain aplikasi diatas, aplikasi kesehatan lainnya hanya memperoleh TBI dibawah 10 persen. Hal ini bisa dilihat pada aplikasi SehatQ yang memperoleh TBI 4,3%, disusul aplikasi PakDok dengan TBI 1,6 persen.
Dari sisi pemerintah Indonesia, pemerintah telah menciptakan aplikasi kesehatan PeduliLindungi yang telah memiliki pengguna aktif sebanyak 8 juta pengguna, dan akan terus mengalami pengembangan untuk berbagai penanganan penyakit selain Covid-19.
Penggunaan aplikasi kesehatan merupakan sebuah terobosan baru peningkatan kapasitas digital di bidang kesehatan. Chairman Indonesia Digital Medic Summit 2022 Rosita Rivai menyetujui bahwa dengan adanya aplikasi kesehatan, maka akan terjadi pemerataan layanan kesehatan di seluruh Indonesia, agar mampu memiliki daya saing di ranah internasional.
“Layanan kesehatan akan lebih baik, efektif, efisien, dan mengutamakan prinsip patient safety,” sebut Rosita dilansir Antara.
