Hilirisasi dan industrialisasi menjadi salah satu program prioritas dalam pemerintahan Prabowo Subianto untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam dengan cara mengolahnya menjadi produk jadi, sehingga mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
Hilirisasi adalah proses awal yang menciptakan nilai tambah melalui pengolahan bahan baku, seperti mengubah bijih nikel menjadi feronikel atau kelapa sawit menjadi biodiesel. Sementara itu, industrialisasi adalah proses yang lebih luas dalam membangun basis manufaktur nasional yang kuat.
Meski bertujuan untuk memperkuat ekonomi nasional, publik memiliki sentimen yang beragam terkait hilirisasi dan industrialisasi. Drone Emprit melakukan analisis emosi publik terhadap program hilirisasi dan industrialisasi di berbagai platform daring seperti Twitter (X), Facebook, Youtube, TikTok, dan media online. Data percakapan publik diambil dari dari tanggal 20 Oktober 2024-20 Oktober 2025.
Sentimen publik terkait hilirisasi dan industrialisasi didominasi oleh sentimen positif. Sebanyak 77% percakapan daring memiliki sentimen yang positif karena program ini mengundang investasi sebesar Rp150,6T pada Kuartal III 2025. Tak hanya itu, program ini pun membuka sekitar 1,95 juta lapangan pekerjaan baru serta memberikan nilai tambah bagi nikel, kelapa, dan perkebunan sehingga hasil produksi bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Sementara itu, 12% percakapan daring memiliki sentimen negatif. Sentimen negatif ini dipicu oleh isu deforestasi dan pencemaran lingkungan akibat ekspansi nikel, investor asing dan oligarki yang justru mendominasi industri, serta ketergantungan terhadap komoditas.
Kemudian, 11% percakapan daring memiliki sentimen netral. Netralitas ini merujuk pada unggahan data investasi Rp491,4T pada Kuartal III 2025, hilirisasi 30,6%, dan distribusi PMA-PMDN.
Baca Juga: Bagaimana Sentimen Publik terhadap Program Cek Kesehatan Gratis?
Sumber:
https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1984204755170943189/photo/1
