Keputusan untuk menikah bukan hanya soal kesiapan emosional dan kematangan ekonomi, melainkan turut dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial. Salah satu faktor yang kerap dikaitkan dengan usia kawin pemuda adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, semakin besar pula peluang seseorang menunda pernikahan demi melanjutkan studi atau membangun karier.
Hal ini terbukti dari laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), yang menggambarkan bagaimana pemuda dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung punya usia kawin pertama yang lebih tua.
Baca Juga: 71% Pemuda Indonesia Belum Kawin pada 2025
Pemuda yang merupakan lulusan pendidikan tinggi rata-rata kawin pada usia 24,44 tahun, lebih tua dibanding kelompok lain. Di tingkat SMA/SMK sederajat, rata-rata pemuda lulusannya menikah pada usia 21,9 tahun.
Untuk pemuda lulusan SMP sederajat, rata-rata pemuda kawin pertama di usia 20,42 tahun. Menariknya, untuk lulusan SD sederajat, rata-rata pemuda kawin di usia 19,7 tahun dan untuk pemuda yang tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD, rata-rata di usia 19,68 tahun.
Adapun menurut UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda merupakan warga negara Indonesia yang berusia 16-30 tahun.
Data di atas mencerminkan bagaimana pendidikan setidaknya memainkan peran dalam membentuk cara pandang, rencana hidup, dan memengaruhi kesiapan ekonomi seseorang, yang berpengaruh pada keputusan untuk kawin. Namun, faktor lain seperti norma sosial, tekanan budaya, dan kondisi ekonomi keluarga turut menentukan usia kawin pertama pemuda Indonesia.
Mendorong pendidikan yang lebih tinggi dan akses yang merata tidak hanya berdampak pada kualitas sumber daya manusia, namun juga berpotensi menekan praktik perkawinan usia dini dan meningkatkan kesejahteraan pemuda.
Baca Juga: Berapa Usia Ideal buat Menikah?
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/12/1a88777089ce471db17bb1fb/statistik-pemuda-indonesia-2025.html
