Cabai merupakan salah satu komoditas dengan peluang bisnis yang baik bagi Indonesia. Kebutuhan cabai dalam dan luar negeri yang besar menjadikan cabai sebagai komoditas yang menjanjikan.
Ekspor cabai dilakukan dalam wujud cabai segar dan cabai olahan. Perkembangan ekspor cabai selama lima tahun terakhir cenderung belum stabil karena produksi ekspor masih fluktuatif.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor cabai terbesar terjadi pada 2020, dengan volume produk segar sebesar 0,42 ribu ton dan produk olahan sebesar 9,79 ribu ton.
Tahun 2019, volume ekspor produk segar mencapai 0,16 ribu ton dan produksi olahan sebesar 6,89 ribu ton. Tahun tersebut menjadi yang terendah terutama untuk produk cabai olahan.
Jumlahnya naik pada 2020, volume ekspor cabai segar mencapai 0,42 ribu ton dan cabai olahan juga naik menjadi 9,79 ribu ton.
Meski begitu, pada tahun 2021 volume ekspor cabai segar turun menjadi 0,25 ribu ton dan cabai olahan turun juga menjadi 9,69 ribu ton.
Di 2022, volume ekspor cabai segar segar kembali turun menjadi 0,11 ribu ton, begitu pula dengan cabai olahan yang turun menjadi 9,10 ribu ton. Tahun tersebut merupakan capaian terendah untuk volume ekspor produk cabai segar.
Akhirnya, pada tahun 2023, volume ekspor cabai mengalami kenaikan. Volume ekspor cabai segar naik menjadi 0,29 ribu ton sedangkan cabai olahan naik menjadi 9,48 ribu ton. Pada tahun ini, nilai ekspor cabai menjadi yang terbesar dalam 5 tahun terakhir, mencapai US$22 juta.
Arab Saudi menjadi negara tujuan utama ekspor cabai Indonesia dengan volume ekspor mencapai 3.822,4 ton atau senilai US$7,8 juta.
Baca Juga: Top 8 Cabai Terpedas di Dunia: Apakah Cabai Rawit Termasuk?
