Perusahaan teknologi Grab, berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif pada Kuartal I 2025. Pada 3 bulan pertama ini, Grab berhasil meraih pendapatan US$773 juta, naik 18% dibanding Kuartal I tahun 2024 yang sebesar US$652 juta. Dengan demikian, Grab membukukan laba sebesar US$10 juta, setelah pada Kuartal I 2024 mengalami rugi US$115 juta.
Kenaikan pendapatan dan catatan laba ini menunjukkan performa Grab yang semakin meningkat, yang dipercaya sebagai salah satu aplikasi transportasi online yang banyak digunakan, termasuk di Indonesia.
Catatan laba Grab ini tidak lepas dari pertumbuhan beberapa segmen bisnisnya. Segmen bisnis layanan antar dan kirim barang tumbuh 16% secara tahunan, dengan gross merchandise value (GMV) mencapai US$3,13 miliar.
Sementara itu, segmen bisnis transportasi mengalami kenaikan 17% secara tahunan, dengan GMV mencapai US$1,6 miliar. Lebih lanjut, segmen bisnis layanan finansial juga mengalami kenaikan, dengan nilai penyaluran pinjaman naik 56% secara tahunan menjadi US$566 juta.
“Kita memiliki hasil yang kuat pada awal tahun, mempertahankan kenaikan permintaan untuk mencapai rekor baru dalam jumlah pengguna di platform, bahkan di tengah dampak permintaan musiman, mulai dari tahun baru hingga momen puasa Ramadan. Jumlah rekan aktif kami juga bertumbuh dan saat ini punya lebih banyak pengemudi aktif dan rekan merchant dibanding sebelumnya,” ujar CEO dan co-founder Grab, Anthony Tan, dalam keterangan resmi, Rabu (30/4/2025).
“Meskipun kami sadar bahwa ada ketidakpastian yang tumbuh di ekosistem makro ekonomi global, kami akan terus memanfaatkan AI dan kemampuan teknologi kami untuk meningkatkan ketahanan dan keterjangkauan harga yang kami tawarkan,” lanjutnya.