Harga Pangan Dunia Oktober Naik, Capai Titik Tertinggi 2024

Indeks harga pangan dunia FAO Oktober 2024 tercatat tumbuh 2,5 poin menjadi 127,4 poin, menjadi yang tertinggi sejak April 2023.

Indeks Harga Pangan Dunia Januari-Oktober 2024

Sumber: Food and Agriculture Organizations (FAO)
GoodStats

Berdasarkan laporan Food and Agriculture Organizations (FAO), rata-rata indeks harga pangan dunia menyentuh 127,4 poin pada Oktober 2024, meningkat 2,5 poin terhadap bulan sebelumnya (m-t-m). Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2024, bahkan sejak delapan belas bulan terakhir.

Sementara itu, apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (y-o-y) yang indeksnya sebesar 120,7, besaran tahun ini 5,5% lebih tinggi. Indeks harga pangan sendiri pernah mencapai puncaknya di angka 160,2 poin yang terjadi pada Maret 2022.

Kenaikan pada Bulan Oktober ini didorong oleh lonjakan signifikan indeks harga minyak nabati yang rata-ratanya kini sebesar 152,7 poin, bertambah 10,4 poin atau 7,3% terhadap September. Pertumbuhan ini menjadi yang terbesar di antara empat komoditas lainnya sekaligus menandai level tertinggi sejak dua tahun terakhir.

Peningkatan indeks kelompok komoditas ini dilatarbelakangi oleh tingginya kuotasi untuk minyak kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, dan rapeseed. Harga komoditas-komoditas tersebut tercatat melejit. Di lain sisi, produksi dan pasokannya justru menurun.

Mengekor minyak nabati, rata-rata indeks harga gula juga mencatatkan kenaikan 3,3 poin atau 2,6 % menjadi 129,6 poin, dari yang sebelumnya 126,3 poin pada September. Kenaikan indeks komoditas ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti kekhawatiran atas prospek produksi 2024-2025 di Brasil, cuaca kering berkepanjangan, dan bertambahnya volume tebu yang digunakan untuk memproduksi etanol di Brasil akibat mahalnya harga minyak mentah global.

Lebih lanjut, rata-rata indeks sereal berada di angka 114,4 poin, naik 0,9 poin atau 0,8% terhadap bulan sebelumnya. Melonjaknya harga gandum dan jagung mempunyai andil besar dalam kenaikan harga kelompok komoditas ini. Sebaliknya, harga beras menurun.

Adapun rata-rata indeks harga susu meningkat 2,5 poin atau 1,9% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 139,1 poin. Harga keju dan mentega dunia melambung akibat melemahnya produksi sehingga ketersediaan pun minim. Lain halnya dengan dua komoditas tersebut, harga susu bubuk, khususnya skim, malah menurun karena berlimpahnya produksi tidak sejalan dengan permintaan impor global.

Sementara itu, indeks harga daging menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan meskipun tipis. Rata-ratanya kini 120,4 poin, berkurang 0,4 poin atau 0,3% dibanding bulan sebelumnya. Harga daging babi global turun signifikan, sedangkan daging unggas turun sedikit. Harga daging domba tercatat stabil, sementara daging sapi justru meningkat moderat.

Sebagai tambahan informasi, indeks harga pangan dunia atau FAO Food Price Index (FFPI) merupakan ukuran perubahan bulanan harga internasional komoditas pangan yang terdiri dari rerata lima indeks harga kelompok komoditas (daging, susu, sereal, minyak nabati, dan gula) yang ditimbang oleh rata-rata pangsa ekspor masing-masing kelompok selama 2014-2016.

Baca Juga: Indonesia Alami Penurunan Harga Pangan, Dorong Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook