Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada tahun 2024. Pada survei ini, OJK melihat indeks literasi keuangan di berbagai bidang pekerjaan atau kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa kelompok pegawai atau profesional memiliki indeks literasi keuangan tertinggi pada tahun 2024, yaitu sebesar 83,22%. Tingginya tingkat literasi keuangan di kelompok ini tidak mengejutkan, mengingat mereka memiliki akses lebih baik terhadap pendidikan, informasi keuangan, dan pelatihan di tempat kerja.
Di sisi lain, kelompok pengusaha atau wiraswasta juga menunjukkan indeks literasi keuangan yang tinggi, mencapai 78,32%. Pengusaha perlu memahami manajemen keuangan untuk menjalankan bisnis mereka secara lebih efektif. Hal tersebut menuntut para pengusaha untuk meningkatkan literasi dalam hal keuangan.
Ibu rumah tangga memiliki indeks literasi keuangan sebesar 64,44%. Meskipun mungkin tidak terlibat langsung dalam sektor formal, ibu rumah tangga sering kali bertanggung jawab atas manajemen anggaran keluarga. Oleh karena itu, literasi keuangan yang baik sangat penting bagi mereka untuk menjaga keuangan keluarga.
Sementara itu, kelompok pensiunan atau purnawirawan memiliki indeks literasi keuangan sebesar 57,55%. Pelajar atau mahasiswa juga memiliki literasi keuangan yang relatif rendah, dengan indeks sebesar 56,42%. Terakhir, kelompok yang tidak atau belum bekerja memiliki indeks literasi keuangan paling rendah, yakni 42,18%.
Baca Juga: Survei: Sebanyak 46% Masyarakat RI Masuk Kategori Financial Fragility
