Fragile State Index merupakan indeks untuk memberi peringkat terhadap negara dunia berdasarkan responnya di bawah berbagai tekanan. Indeks ini digunakan untuk menilai kerentanan suatu negara terhadap konflik atau kekacauan.
Penghitungan skor untuk setiap negara didasarkan pada 12 indikator dan dikelompokkan berdasarkan 4 indikator utama, yakni C (Cohesion), E (Economic), P (Political), dan S(Social)
Adapun negara dengan fragile state index tertinggi pada tahun 2023 jatuh kepada Somalia dengan nilai 111,9. Perolehan tersebut naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 110,5. Ini pertama kalinya Somalia kembali ke posisi puncak sejak tahun 2016 silam. Negara tersebut duduk di peringkat kedua pada tahun 2017-2022.
Dari 12 indikator yang digunakan untuk menyusun fragile states index, Somalia memiliki nilai tertinggi pada Indikator C2 (Factionalized Elites) dan S1 (Demographic Pressures) dengan nilai sempurna 10,0.
Negara dengan fragile state index tertinggi kedua dipegang Yaman dengan skor 108,9. Nilai tersebut turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 111,7. Menariknya, sejak tahun 2019-2022, Yaman selalu menduduki peringkat pertama di dunia.
Yaman memperoleh skor tertinggi pada indikator C2 (Factionalized Elites), E1 (Economic Decline), dan P1 (State Legitimacy) dengan nilai sebesar 9,9.
Sementara itu, Indonesia berada pada urutan ke-98 dengan fragile state index sebesar 65,6. Dibandingkan tahun sebelumnya, Indonesia berada di peringkat ke-100 dengan nilai 66,6.
Indonesia memuncaki indikator C2 (Factionalized Elites) dengan nilai 7,1 dan S1 (Demographic Pressures) dengan skor 7,0. Sedangkan, indikator terendah ada pada indikator E1 (Economic Decline) dengan nilai 4,1.