Menurut Kementerian Kesehatan melalui laman Ayo Sehat, depresi adalah sebuah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perasaan sedih yang berkelanjutan dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
Seseorang yang depresi cenderung merasa sedih, memiliki pemikiran negatif yang berulang tentang diri sendiri. Depresi juga dapat mengakibatkan penurunan energi, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan masalah fisik lainnya.
Survei Kesehatan Indonesia (2023) yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa wanita ternyata lebih mudah mengalami depresi ketimbang laki-laki. Angka prevalensi depresi wanita adalah sebesar 1,8%, sedangkan pada pria adalah 1%. Hal ini berarti rata-rata 2 dari 100 wanita di atas usia 15 tahun mengalami depresi, sedangkan hanya 1 dari 100 pria yang mengalaminya.
Adapun survei tersebut melibatkan 315 ribu sampel rumah tangga dengan kuesioner mini international neuropsychiatric interview (MINI), yang terdiri atas 10 pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak.
Secara biologis, perubahan kadar hormon pada wanita, seperti hormon estrogen dan progesteron, sangat mempengaruhi sistem saraf yang berhubungan dengan suasana hati. Hal inilah yang kemudian menyebabkan depresi pada wanita.
Selain itu, secara psikis, wanita lebih mengedepankan emosi dan perasaa ketika mengambil suatu keputusan. Hal tersebut justru membuat wanita lebih rentang mengalami depresi dan stres.
Depresi tidak boleh dipandang sebelah mata. Mereka yang mengalami depresi cenderung merasa stres dan tertekan, yang apabila dibiarkan terus menerus dapat berujung pada pikiran-pikiran negatif seperti keinginan untuk mengakhiri hidup. Untuk itu, penderita depresi dihimbau untuk segera berobat pada dokter atau ahli profesional lainnya.