Pada pertengahan tahun 2025, penduduk Indonesia diperkirakan telah mencapai angka 284 juta jiwa, naik sekitar 2,84 juta jiwa dari tahun 2024. Pertumbuhan penduduk Indonesia memang merupakan sebuah potensi ekonomi yang besar dalam mewujudkan target Indonesia Emas 2045.
Di tengah jumlah penduduk yang terus bertumbuh, menciptakan lapangan pekerjaan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia. Tanpa ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai, bonus demografi yang dimiliki Indonesia hanya akan menjadi beban demografi.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2025, tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia berada di angka 70,60%, sedikit menurun dari 70,63% pada Agustus 2024. BPS mendefinisikan tingkat partisipasi angkatan kerja sebagai proporsi penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang aktif secara ekonomi, baik sedang bekerja maupun sedang mencari kerja.
Partisipasi angkatan kerja umur muda juga belum maksimal. Pada Februari 2025, partisipasi pekerja di rentang umur 20-24 hanya berada di angka 73,11%. Partisipasi pekerja di rentang umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun juga belum bisa menyentuh angka 80%, partisipasi untuk rentang umur 25-29 tahun hanya 78,62%, sementara untuk rentang umur 30-34 sedikit lebih rendah yaitu di angka 78,55%.
Minimnya partisipasi pekerja dan lapangan pekerjaan, berimbas pada banyaknya sarjana yang bekerja di bidang yang tidak selaras dengan bidang perkuliahan. Melansir berita BBC, saat ini banyak lulusan sarjana di Indonesia yang melamar ke berbagai pekerjaan kerah biru seperti pembantu, sopir, hingga satpam kantor.
Menurut anggota komisi IX DPR RI Fraksi PKN Zainul Munasichin terdapat beberapa alasan rakyat Indonesia sulit mencari pekerjaan, salah satunya adalah pencari kerja yang tidak memiliki kompetensi sesuai lowongan pekerjaan yang tersedia.
“Jangan-jangan memang kita ini enggak siap SDM yang kompeten. Lowongan kerja banyak tetapi enggak keserap, karena standar SDM kita ini enggak kompeten untuk bisa mengisi lowongan itu," ujar Zainul kepada Kompas, Jumat (11/7/2025).
Zainul juga mengungkapkan bahwa iklim usaha sebagai sektor hulu memberikan peranan penting dalam memberikan lapangan pekerjaan.
“Tapi kalau sektor hulunya ini enggak bagus, iklim usaha kita ini enggak bagus, maka tidak akan ada penciptaan lapangan kerja yang berkualitas yang bisa diserap oleh pasar kerja kita,” lanjutnya.
Baca Juga: Gaji Jadi Pertimbangan Utama Gen Z dalam Memilih Kerja
Sumber:
https://www.bbc.com/indonesia/articles/ckge4pv4xgzo
https://nasional.kompas.com/read/2025/07/12/07323681/rakyat-susah-cari-kerja-anggota-dpr-jangan-jangan-sdm-enggak-kompeten-loker?page=all
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NzE0IzI=/persentase-angkatan-kerja-terhadap-penduduk-usia-kerja--tpak--menurut-golongan-umur.html