Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energi yang bersih dan dapat diperbarui. Belakangan ini, panas bumi sedang gencar dikembangkan di negara-negara seluruh dunia karena bersifat ramah lingkungan dan memberikan sumbangsih pada transisi energi di Indonesia dalam rangka mencapai net zero emissions pada tahun 2060.
Dilansir dari data yang terbitkan ThinkGeoEnergy, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang telah dipasang di seluruh dunia mencapai 16.127 MW pada akhir tahun 2022. Angka ini menunjukkan peningkatan kapasitas terpasang sebesar 286 MW dari kapasitas tahun 2021.
Adapun 10 peringkat teratas negara-negara dengan kapasitas panas bumi terpasang adalah sebagai berikut: Amerika Serikat (3.794 MW), Indonesia (2.356 MW), Filipina (1.935 MW), Turki (1.682 MW), Selandia Baru (1.037 MW), Meksiko (962,7 MW), Kenya (944 MW), Italia (944 MW), Islandia (754 MW), dan Jepang (621 MW).
Negara-negara lain juga memiliki kapasitas pembangkit listrik terpasang dengan total sebesar 1.097 MW, sehingga total kapasitas pembangkit listrik panas bumi terpasang per akhir tahun 2022 menjadi 16.127 MW.
Amerika Serikat merupakan negara peringkat pertama yang paling banyak memanfaatkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di dunia pada 2022. PLTP tersebut memasok listrik ke wilayah Sonoma, Lake, Mendocino, Marin, dan Napa yang diambil dari 350 sumur panas bumi.
Indonesia, Filipina, Turki, dan Selandia Baru pun menyusul menjadi urutan kedua dan kelima di bawah Amerika Serikat. Lima negara tersebut termasuk dalam kategori 1 GW Country Club atau negara yang memiliki kapasitas terpasang lebih dari 1 GW atau 1.000 MW.
Pencapaian negara-negara ini dalam memanfaatkan panas bumi dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain untuk mengembangkan potensi panas bumi yang ada di dalamnya dengan melakukan eksplorasi energi panas bumi dan pemasangan pembangkit listrik tenaga panas bumi.
