Awal tahun sering kali menjadi momen refleksi diri sekaligus penetapan tujuan baru. Tradisi membuat resolusi tahun baru menjadi populer di berbagai kalangan sebagai cara untuk memperbaiki diri atau mencapai target tertentu dalam setahun ke depan. Namun, sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa tidak semua orang tertarik mengikuti tren ini.
Menurut hasil survei Statista yang melibatkan 1.050 warga Amerika Serikat berusia 18 hingga 80 tahun, sebanyak 43% responden mengaku tidak membuat resolusi tahun baru untuk 2025.
Sementara itu, mayoritas yang membuat resolusi menempatkan keinginan untuk menghemat lebih banyak uang sebagai prioritas utama, dengan 21% responden menjadikannya tujuan tahun ini.
Harapan lain yang banyak muncul adalah menjalani pola makan lebih sehat (19%), meningkatkan aktivitas olahraga (17%), dan mengurangi berat badan (15%). Selain itu, beberapa responden juga ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman (14%), berhenti merokok (9%), serta mengurangi pengeluaran rumah tangga (9%).
Fakta ini memunculkan pertanyaan: seberapa pentingkah membuat resolusi tahun baru?
Mengutip Antara, Psikolog Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., menyatakan bahwa membuat resolusi sebenarnya memiliki manfaat psikologis yang signifikan. Menurutnya, manusia memiliki kemampuan unik untuk memprediksi dan merencanakan masa depan, yang membedakan mereka dari makhluk hidup lainnya. Resolusi bisa menjadi bentuk komitmen untuk memperbaiki diri dan mencapai tujuan hidup.
“Membangun resolusi itu perlu karena manusia itu berbeda dengan makhluk hidup lain. Bedanya, salah satu hal yang utama adalah manusia memiliki kesadaran diri yang digunakan untuk membuat pemikiran-pemikiran prediktif dalam hidup,” ujar Novi. Ia menambahkan bahwa tanpa refleksi seperti ini, seseorang bisa saja kehilangan arah atau tujuan jangka panjang.
Meskipun begitu, tidak semua orang merasa resolusi adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap tahun. Bagi sebagian besar, menjalani hidup sesuai kemampuan sambil tetap melakukan evaluasi berkala bisa jadi cukup efektif untuk mencapai kebahagiaan. Pada akhirnya, penting atau tidaknya resolusi bergantung pada kebutuhan dan cara pandang masing-masing individu.
Baca Juga: Jelang Tahun Baru, Berapa Lama Seseorang Bisa Mempertahankan Resolusinya?