Desa yang berdiri di bantaran sungai kerap menghadapi tantangan lingkungan dan kesehatan yang kompleks. Lokasi yang rawan banjir dan pencemaran air menjadikan masyarakat setempat rentan terhadap berbagai masalah, mulai dari penyakit menular hingga stunting atau tengkes akibat kualitas air dan sanitasi yang buruk. Dalam hal ini berbagai upaya perlu dilakukan untuk menyejahterakan masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan desa terbanyak yang berdiri di bantaran sungai pada 2024, mencapai 1.084 desa. Kemudian, di posisi kedua terdapat Jawa Barat dengan 1.078 desa, disusul Kalimantan Tengah sebanyak 915 desa. Sumatra Selatan dan Sulawesi Selatan masing-masing memiliki 746 dan 715 desa di bantaran sungai, sementara Kalimantan Barat mencatat 702 desa, dan Jawa Tengah dengan 671 desa. Angka ini menunjukkan bahwa keberadaan desa di sepanjang aliran sungai masih dominan di sejumlah wilayah, terutama yang memiliki jaringan sungai besar.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dalam unggahan Instagram pribadinya berkunjung ke bantaran Sungai Citarum. Menurutnya, Sungai Citarum tercemari limbah industri, kotoran manusia, limbah rumah tangga, dan sampah. Untuk menyikapi hal tersebut, sebagai salah satu provinsi dengan desa yang ada di bantaran sungai terbanyak di Indonesia, ia mengambil sikap tegas.
“Saya akan melakukan tindakan-tindakan tegas, seluruh bangunan yang menggunakan Sungai Citarum akan kami bongkar, kecuali jembatan,” ucap Dedi dilansir dari Kompas (3/3/25).
Selain mengundang berbagai penyakit seperti diare dan penyakit lainnya, sanitasi yang buruk juga menyebabkan angka stunting tinggi. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan kesehatan masyarakat membutuhkan air bersih dan sanitasi yang baik, termasuk untuk menurunkan angka stunting.
"Kalau kita tidak memperbaiki sanitasi dan air bersih, maka kita akan kesulitan menurunkan stunting. Ini bukan hanya soal asupan gizi, tetapi juga tentang infrastruktur," ucap Pratikno dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY untuk membahas upaya peningkatan kesehatan, ketahanan bencana, serta pengembangan kota dan desa ramah anak, disabilitas, serta lanjut usia dikutip dari Tempo (15/1/25).
Keberadaan desa di bantaran sungai memperlihatkan tantangan ganda bagi pembangunan. Selain membutuhkan perhatian dari sisi lingkungan, wilayah ini juga menuntut solusi konkret dalam aspek kesehatan dan kesejahteraan warganya. Akses terhadap sanitasi layak dan air bersih bukan sekadar kebutuhan dasar, tetapi pondasi utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sepanjang aliran sungai.
Baca Juga: Provinsi dengan Angka Stunting Terendah 2024
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTEwNSMy/banyaknya-desa-kelurahan-menurut-keberadaan-permukiman-di-bantaran-sungai--desa-.html
https://bandung.kompas.com/read/2025/03/03/104923678/dedi-mulyadi-akan-bongkar-bangunan-di-sepanjang-sungai-citarum
https://www.tempo.co/politik/pratikno-masalah-sanitasi-dan-air-bersih-jadi-kendala-atasi-stunting-1194232