Ada 49,4% Masyarakat Indonesia Pernah Melakukan Thrifting

Dalam hasil survei Goodstats mayoritas responden atau sekitar 49,4% mengaku pernah membeli fesyen bekas dari hasil thrifting.

Tren membeli baju bekas atau thrifting kini semakin pesat tumbuh di Indonesia. Lapak baju bekas dari daring maupun luring yang kini lebih dikenal dengan sebutan thrift shop juga kian menjamur di berbagai daerah. Harga murah, kualitas baik, dan bermerek menjadi data tarik konsumen memburu pakaian bekas. Terutama pakaian yang berasal dari luar negeri.

Dalam hasil survei Goodstats mengenai preferensi gaya fesyen anak muda Indonesia yang dilaksanakan pada 5-16 Agustus 2022 dengan melibatkan 261 responden, mayoritas responden atau sekitar 49,4% mengaku pernah membeli fesyen bekas dari hasil thrifting. Sementara sebanyak 34,5% belum pernah mencoba thrifting. Sedangkan sisanya sebanyak 16,1% tidak akan pernah mencoba membeli barang thrifting.

Usaha thrifting ini tidak hanya menjajakan barang bekas bermerek dan ternama saja. Namun apabila barang bekas tersebut masih berfungsi dan dapat digunakan dengan baik serta masih layak digunakan, maka barang tersebut masih boleh diperjual-belikan.

Selain itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor pakaian bekas di Indonesia mencapai 26,22ton pada tahun 2022. Data ini menunjukkan kenaikan impor pakaian bekas yang signifikan dibandingkan pada 2021 yang hanya mencapai 8 ton.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook