Situs pemerintahan akhir-akhir ini sedang ramai disusupi konten bermuatan iklan judi online. Kasus penyusupan ini terjadi karena adanya upaya peretasan terhadap situs-situs milik pemerintahan (web defacement). Web Defacement adalah salah satu bentuk kejahatan siber dimana peretas berusaha mengeksploitasi atau mengubah tampilan situs sesuai dengan keinginan.
Dalam Kompas, Meutya Hafid selaku Menteri Komunikasi dan Digital mengatakan bahwa salah satu sebab terjadinya peretasan adalah karena situs pemerintah tidak aktif sehingga berisiko disusupi konten ilegal seperti iklan judi online.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah merilis Laporan Keamanan Siber tahun 2024. Dari total kasus dugaan web defacement sebanyak 5.780 kasus, 4.071 diantaranya adalah kasus dugaan web defacement judi online. Persentasenya mencapai 70% dari total keseluruhan.
Metode pendeteksian yang digunakan adalah metode dorking. Melalui metode ini, kemudian dijabarkan tren jumlah kasus selama beberapa bulan di tahun 2024. Berikut datanya.
Bulan April adalah bulan dimana penyusupan belum terlalu banyak terjadi, angkanya mencapai 77 kasus. Kemudian pada bulan selanjutnya yakni Mei, kasusnya naik secara drastis menyentuh 1.328 kasus. Lalu pada bulan-bulan selanjutnya Juni 255 kasus, Juli 226 kasus, Agustus 275 kasus dan pada September jumlah kasus kembali menjulang tinggi sebanyak 1.141 kasus.
Kemudian pada bulan-bulan selanjutnya jumlah kasus secara konsisten turun yakni Oktober 331, November 304, dan Desember 134 kasus. Menuju akhir tahun jumlahnya terus mengalami penurunan.
Selain merilis data web defacement judi online, BSSN juga mengeluarkan data terkait domain yang paling banyak terkena dampak web defacement secara umum. Domain pertama dengan dugaan kasus tertinggi adalah AC.ID. Domain ini khusus digunakan untuk situs pendidikan tinggi di Indonesia seperti universitas, institut, politeknik, dan sebagainya. Perolehan angkanya mencapai 2.362 kasus.
Urutan kedua ditempati oleh domain SCH.ID, yang diperuntukan bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Angkanya tembus sampai 1.706 kasus. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa tingkat peretasan situs terjadi paling banyak di lingkungan pendidikan.
Lebih lanjut, urutan ketiga terbanyak ditempati oleh domain GO.ID sebanyak 1.240 kasus, CO.ID 151 kasus, dan MY.ID 125 kasus. Domain instansi pemerintah masuk ke dalam top 3 yang paling banyak mengalami peretasan web.
Baca juga: 330 Kasus Serangan Siber Ancam Indonesia 2024
Sumber:
https://www.bssn.go.id/wp-content/uploads/2025/02/LANSKAP-KEAMANAN-SIBER-2024-1.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2025/02/26/13004881/menkomdigi-situs-pemerintah-yang-tak-aktif-rawan-disisipi-iklan-judi-online