Mayoritas Orang Indonesia Antusias Terhadap AI, Separuh Masih Cemas

Survei Ipsos tahun 2024 mengungkap warga Indonesia optimis memanfaatkan AI, meski rasa was-was masih membayangi..

Persepsi Publik Terhadap Produk/Jasa Berbasis AI

Tahun 2024
Ukuran Fon:

Di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang semakin pesat, sikap masyarakat Indonesia ternyata cukup menarik untuk diperhatikan. Berdasarkan survei Ipsos AI Monitor 2024, mayoritas warga Indonesia merasa antusias dengan kehadiran produk dan layanan berbasis AI, namun pada saat yang sama hampir separuh juga mengaku merasa cemas.

Dalam survei yang melibatkan 23.685 responden dewasa di 32 negara, sebanyak 76% orang Indonesia setuju bahwa produk dan layanan yang memanfaatkan AI membuat mereka merasa bersemangat.

Hanya 19% yang tidak setuju, sementara sisanya memilih tidak menjawab. Angka ini menempatkan Indonesia di jajaran negara dengan tingkat antusiasme tertinggi secara global, sejalan dengan tren di kawasan Asia yang memang lebih terbuka menyambut teknologi baru.

Namun, data yang sama juga menunjukkan sisi lain. Ketika ditanya apakah AI membuat mereka merasa takut atau cemas, 48% orang Indonesia mengaku setuju. Menariknya, angka yang tidak setuju juga 48%, sisanya abstain.

Ini berarti di balik optimisme yang tinggi, rasa was-was terkait risiko AI, mulai dari isu keamanan data, etika penggunaan, hingga dampak pada lapangan kerja, masih menjadi catatan penting bagi masyarakat.

Fenomena tertarik tapi cemas ini mencerminkan realitas bahwa AI di Indonesia bukan hanya dilihat sebagai peluang, tetapi juga tantangan yang perlu diantisipasi. Dibandingkan rata-rata global, Indonesia terbilang lebih optimis. Secara keseluruhan, 53% responden global mengaku antusias dengan produk dan layanan AI, sedangkan 50% merasa cemas.

Hasil ini memberi gambaran bahwa edukasi publik, penguatan regulasi, dan transparansi teknologi akan sangat krusial agar perkembangan AI bisa diterima dengan lebih tenang. Pemerintah, industri teknologi, dan dunia pendidikan punya PR bersama: memastikan bahwa teknologi AI mendatangkan manfaat nyata, namun tetap aman dan etis.

Dengan tingkat antusiasme yang tinggi, Indonesia punya modal besar untuk memanfaatkan AI dalam meningkatkan produktivitas, membuka lapangan kerja baru, dan mendorong inovasi di berbagai sektor. Namun di sisi lain, kekhawatiran yang masih tinggi harus dijawab dengan kebijakan yang bijak agar rasa optimis tidak berubah menjadi ketakutan di masa depan.

Baca Juga: Perusahaan RI Paling Siap Adopsi AI, Ungguli Amerika Serikat dan China

Sumber:

www.ipsos.com/sites/default/files/ct/news/documents/2024-06/Ipsos-AI-Monitor-2024-final-APAC.pdf

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook