Perkembangan teknologi digital terus mengubah cara masyarakat Indonesia bertransaksi. Dari pembayaran transportasi, belanja harian, hingga layanan publik, penggunaan uang elektronik kini semakin melekat dalam aktivitas sehari-hari. Kepraktisan, kecepatan, serta dorongan inklusi keuangan membuat masyarakat kian terbiasa beralih dari uang tunai ke metode pembayaran digital.
Seiring meluasnya adopsi tersebut, nilai transaksi uang elektronik pun menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten. Data dari Bank Indonesia yang diolah Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menyebutkan bahwa nilai transaksi belanja uang elektronik Indonesia mencapai Rp262,08 triliun pada Kuartal III 2025, naik 63,9% dibanding tahun lalu.
Volume belanja dengan uang elektronik pun mencapai 5,2 miliar, naik 93,92% secara tahunan. Adapun jumlah uang elektronik yang beredar tercatat sebesar 1,032 miliar, naik 15,46% dibanding tahun lalu.
Baca Juga: Seberapa Sering Publik Indonesia Pakai Uang Elektronik?
Dari kuartal ke kuartal, nilai transaksi uang elektronik belanja selalu meningkat. Pada Kuartal I 2024, nilai transaksi uang elektronik untuk belanja tercatat sebesar Rp129,59 triliun, naik menjadi Rp136,78 triliun pada kuartal berikutnya, hingga mencapai Rp170,9 triliun pada kuartal terakhir.
Memasuki 2025, nilai transaksi uang elektronik pada Kuartal I mencapai Rp207,57 triliun, kemudian naik menjadi Rp231,65 triliun pada kuartal berikutnya.
Menurut ASPI, kenaikan transaksi uang elektronik ini didorong perkembangan pesat e-commerce hingga naiknya penggunaan QRIS sebagai sumber pembayaran. Kemudahan transaksi dengan uang elektronik membuat banyak konsumen beralih ke metode pembayaran ini.
Baca Juga: Nilai Transaksi Transfer Antar Uang Elektronik 2019-2024
Sumber:
https://aspi-indonesia.or.id/buletin-statistik-aspi-triwulan-iii-2025/
