Indonesia Masuk 3 Besar Sebagai Negara Penghasil Kobalt di Dunia

Jumlah produksi kobalt Indonesia diprediksi naik sepuluh kali lipat di tahun 2030, mengalahkan Kongo yang kini jadi peringkat pertama.

Kobalt adalah komponen penting di berbagai industri. Unsur yang memiliki lambang Co ini merupakan unsur penting untuk baterai ion litium yang biasa digunakan untuk mobil listrik. Selain itu, kobalt juga dibutuhkan untuk bahan pembuatan plastik, tinta, cat serta industri logam. Bahkan industri turut menggunakan kobalt sebagai pengobatan.

Mengetahui pentingnya sumber daya kobalt, Cobalt Institute merilis laporan yang memuat negara-negara penghasil kobalt di dunia. Sejumlah negara di daftar ini bahkan diprediksi akan memproduksi lebih banyak dalam beberapa tahun nanti.

Republik Demokratis Kongo menempati peringkat pertama sebagai negara produsen kobalt terbesar di dunia. Tidak tanggung-tanggung, negara yang dulunya bernama Zaire ini memproduksi 144.936 ton kobalt. Angka ini setara dengan 73.3% dari total produksi kobalt di dunia.

Hadir di posisi kedua adalah Indonesia, yang menunjukkan peningkatan produksi kobalt dari tahun ke tahun. Di tahun 2022, Indonesia berhasil memproduksi 9454 ton kobalt, yang mana merupakan 4.8% dari total produksi kobalt global. Angka ini bisa dibilang mengejutkan karena terjadi lonjakan produksi yang signifikan, di mana pada tahun 2021 Indonesia hanya memproduksi 2700 ton kobalt saja.

Di urutan ketiga dan keempat adalah Australia dan Filipina. Sepanjang tahun 2022, Australia memproduksi 7000 ton kobalt atau 3.5% dari produksi kobalt dunia. Sedangkan Filipina telah memproduksi 5400 ton kobalt, yang mana adalah 2.7% dari produksi global kobalt.

Kuba, Rusia dan Madagaskar menjadi negara selanjutnya yang jadi produsen kobalt terbesar di dunia. Pada tahun 2022, Kuba memproduksi 5331 ton kobalt atau 2.7% dari produksi kobalt dunia, menjadikannya di posisi kelima dalam urutan ini.

Rusia menyusul di posisi keenam, dengan produksi 3500 ton kobat atau 1.8% produksi kobalt global. Peringkat ini lantas ditutup oleh Madagaskar sama-sama menambang 3500 ton kobalt atau setara dengan 1.8% produksi kobalt global.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook