Pengembangan Desa Wisata menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan lokal. Selain sebagai upaya pelestarian, pengembangan desa wisata juga diharapkan menjadi pendorong peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan.
Dalam pengembanganya, desa wisata dikategorikan ke dalam 4 klasifikasi, yaitu, rintisan, berkembang, maju dan mandiri. Klasifikasi rintisan ditujukan kepada desa yang memiliki potensi namun belum dilakukan upaya pengembangan. Kemudian, klasifikasi berkembang diberikan kepada desa wisata yang potensinya telah dikembangkan dan mulai tercipta aktivitas ekonomi.
Selanjutnya, klasifikasi maju diberikan untuk desa wisata yang telah memiliki sarana prasarana memadai serta keberadaanya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Terakhir, klasifikasi mandiri diberikan kepada desa wisata yang telah mampu berinovasi mengembangkan pariwisatanya dan mampu memasarkan secara digital.
Berdasarkan data Jejaring Desa Wisata (Jadesta), hingga 21 Oktober 2024 tercatat ada sebanyak 6.026 desa wisata yang tersebar di berbagai provinsi, dengan rincian 4.687 desa wisata rintisan, 992 desa wisata berkembang, 314 desa wisata maju dan 33 desa wisata mandiri.
Dalam 10 besar provinsi dengan jumlah desa wisata terbanyak, Jawa Timur menduduki peringkat pertama. Provinsi ini memiliki 603 desa wisata yang terdiri dari 461 desa wisata rintisan, 77 desa wisata berkembang, 60 desa wisata maju dan 5 desa wisata mandiri.
Sumatra Barat menduduki peringkat kedua dengan jumlah 561 desa wisata, yang mana sebagian besar merupakan desa wisata rintisan (483 desa).
Untuk jumlah desa wisata berkembang, Sulawesi Selatan menjadi yang terbanyak dengan jumlah 89 desa, sedangkan untuk klasifikasi desa wisata mandiri, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki jumlah yang terbanyak yaitu 16 desa wisata, hampir setengah dari keseluruhan jumlah desa wisata mandiri di Indonesia.
“Melalui pengembangan desa wisata, kita tidak hanya merawat keindahan alam dan budaya, tetapi juga membuka pintu untuk kemajuan ekonomi yang berkelanjutan. Desa wisata bukan sekadar destinasi liburan; tetapi adalah sumber daya yang tak ternilai yang mampu menggerakkan roda ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam buku Jelajah Desa Wisata Anugrah Indonesia.
Baca Juga: 7 Provinsi Destinasi Wisata Favorit Wisatawan Lokal per Juli 2024
