Keberlanjutan lingkungan hidup membutuhkan pembenahan di segala sisi, salah satunya di sisi sampah makanan. Indonesia yang memiliki pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat, dihadapkan pada tantangan pengelolaan sampah makanan. Pengelolaan sampah makanan semakin memerlukan perhatian serius di Indonesia.
Litbang Kompas telah mengolah data statistik mengenai timbulan sampah makanan tahunan di beberapa wilayah Indonesia, dalam satuan ton.
Data statistik yang diolah oleh Litbang Kompas tersebut mengungkapkan bahwa DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai wilayah dengan timbulan sampah makanan tahunan tertinggi, mencapai angka 2.126.924 ton. Angka ini sangat jauh banyak dibanding daerah-daerah lain di Indonesia.
Kota Surabaya, menempati peringkat kedua data ini. Kota yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Timur ini memiliki angka timbulan sampah makanan tahunan sekitar 440.593 ton.
Pada posisi berikutnya, Kota Tangerang memiliki jumlah timbulan sampah makanan tahunan sebesar 363.617 ton, menjadikannya peringkat ketiga data ini.
Sementara itu, Kota Depok menjadi daerah selanjutnya dengan angka senilai 359.595 ton. Satu-satunya wilayah luar Pulau Jawa pada data ini adalah Kota Medan dengan angka timbulan sampah makanan sebanyak 298.659 ton per tahun.
Upaya edukasi akan pentingnya mengurangi pemborosan makanan menjadi kunci menghadapi tantangan pengelolaan sampah makanan di masa depan. Langkah inovatif dari seluruh pihak diyakini akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah makanan yang lebih baik.
