Mayoritas Masyarakat Indonesia Aware terhadap Isu Boikot Produk Israel dan Pendukungnya

Dalam survei Jakpat terhadap 1.153 responden pada 19-20 Februari 2024 ditemukan bahwa mayoritas responden aware terhadap aksi boikot dan mengikut isu boikot..

Kesadaran Masyarakat Indonesia terhadap Isu Boikot

Sumber: Jakpat (19-20 Februari 2024)
GoodStats

Serangan Israel terhadap Palestina masih terus bergulir. Padahal baru-baru ini, untuk pertama kalinya Dewan Keamanan (DK) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi untuk melakukan gencatan senjata di Gaza selama Bulan Ramadan.

Meski Resolusi Nomor 2728 Tahun 2024 tersebut didukung oleh 14 dari 15 negara anggota DK PBB, nyatanya Israel tetap menyerang Gaza dengan alibi serangan itu ditargetkan untuk Hamas.

Serangan tersebut semakin menghancurkan bangunan-bangunan di Gaza dan membuat korban jiwa warga Palestina semakin berjatuhan.

Situasi yang belum mereda antara Israel dan Palestina ini juga berdampak pada situasi global, yaitu adanya boikot. Aksi berhenti mengonsumsi atau menggunakan produk-produk Israel atau negara yang berafiliasi dengan Israel dilakukan masyarakat dari berbagai negara sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.

Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 yang berisi Hukum Dukungan bagi Palestina. Kepala Badan Penjaminan Produk Halal (BPJPH) mengatakan yang dilarang bukanlah produknya tetapi tindakan membelinya. Masyarakat diimbau untuk tidak membeli produk yang mendukung agresi Israel terhadap Palestina.

Dalam survei Jakpat terhadap 1.153 responden yang dilakukan pada 19-20 Februari 2024 ditemukan bahwa mayoritas responden aware terhadap aksi boikot dan mengikut isu boikot.

Berdasarkan survei tersebut, kelompok usia yang paling aware untuk mengikuti isu boikot dan melakukan aksi boikot adalah Generasi Z yang kemudian disusul oleh Milenial dan Generasi X.

Adapun, jika dilihat dari status ekonomi, masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah menjadi kelompok yang paling banyak melakukan aksi boikot dan kelompok ekonomi menengah menjadi kelompok yang paling mengikuti isu boikot ini.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook