Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan terbarunya mencatat bahwa nilai impor Indonesia menurut golongan penggunaan, mengalami peningkatan sebesar 5,31% pada tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data tersebut, nilai impor 2024 naik mencapai US$233,66 miliar dari yang sebelumnya sebesar US$221,89 miliar pada 2023. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan impor barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal.
Dalam laporan ini tercatat, bahan baku/penolong tetap menjadi komponen impor terbesar. Impor kategori ini meningkat 5,29% secara tahunan (YoY) menjadi US$169,68 miliar pada 2024 dari US$161,16 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Impor barang modal juga naik 5,34% mencapai US$41,28 miliar pada tahun 2024. Setahun sebelumnya, nilai impor barang modal berada di angka US$39,18 miliar.
Sementara itu, impor barang konsumsi juga mengalami tren positif, dengan peningkatan sebanyak 5,37% YoY, dari US$21,55 miliar pada 2023 menjadi US$22,70 miliar pada 2024.
Di sisi lain, jika ditinjau pada sepuluh golongan barang utama nonmigas Desember 2024, golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami peningkatan tertinggi senilai US$197,2 juta, naik 6,93% dibandingkan November 2024. Sedangkan golongan logam mulia dan perhiasan/permata mengalami penurunan terbesar senilai US$143,4 juta (21,11%).
Kenaikan dalam data ini mengindikasikan investasi yang terus bertumbuh di sektor-sektor produktif nasional, termasuk infrastruktur dan teknologi. Kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal juga menunjukkan bahwa industri dalam negeri masih terus berkembang.
Baca Juga: Bakal Impor 2 Juta Ekor, Berapa Populasi Sapi Indonesia Sekarang?