Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat bahwa Generasi Z diproyeksi akan menjadi suara kedua terbanyak setelah Milenial pada Pemilu 2024, yakni 46,8 juta dari 204 juta pemilih.
Frekuensi ini tentu akan sangat berpengaruh pada hasil pemilihan umum. Namun, dilansir dari laporan IDN Times pada Oktober 2023, Gen Z Indonesia masih bimbang dalam menentukan calon presiden pilihan mereka.
Banyak hal yang menjadi pertimbangan Gen Z dalam menentukan calon presiden, salah satunya adalah terkait karakter atau kepribadian para capres.
Berdasarkan Indonesia Gen Z Report 2024 yang dikeluarkan oleh IDN Research Institute terhadap 300 Gen Z di Indonesia, pemimpin yang memiliki integritas dan anti-korupsi menjadi karakter utama yang dicari Gen Z untuk menjadi pemimpin Indonesia mendatang.
Hasil survei dengan angka mencapai 71% ini menunjukkan bahwa Gen Z mengharapkan calon presiden Indonesia dapat menjalankan tata kelola yang etis khususnya terkait korupsi di Indonesia.
Dua karakter selanjutnya yang dicari Gen Z adalah pemimpin yang tegas dan karismatik dengan persentase sebesar 51,3% dan pemimpin sederhana serta memihak pada rakyat kecil sebesar 49%.
Namun, analisis akhir menunjukkan bahwa yang benar-benar akan memengaruhi suara Generasi Z adalah bagaimana para calon presiden menyikapi persoalan-persoalan yang dianggap penting bagi generasi ini.
Bagi Gen Z, persoalan tentang sosio-politik mendorong partisipasi mereka dalam Pemilu 2024. Dalam survei ini, Gen Z mengidentifikasi masalah seperti peluang pekerjaan, kesejahteraan, langkah-langkah anti-korupsi, kesehatan, demokrasi, kebebasan sipil, dan lingkungan menjadi urgensi mereka.
Pada intinya, meski karakter menjadi hal yang penting dalam menentukan calon pemimpin Indonesia di masa yang akan datang, proposisi kebijakan dan komitmen untuk menangani masalah-masalah kritis inilah yang akan memengaruhi suara Generasi Z Indonesia dalam pemilu mendatang.
