Sumber daya dan cadangan batubara merupakan aset yang penting bagi negara-negara yang memiliki industri batubara yang besar. Namun, selama beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan yang signifikan dalam nilai sumber daya dan cadangan batubara di beberapa negara.
Antara tahun 2013 hingga 2020, beberapa negara mengalami penurunan nilai sumber daya dan cadangan batubara mereka. Salah satu contohnya adalah Amerika Serikat, yang mengalami penurunan nilai sumber daya dan cadangan batubara sebesar 16,5% selama periode tersebut. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan sumber daya terbarukan dan penurunan permintaan batubara di sektor energi.
Di sisi lain, beberapa negara seperti India dan Australia mengalami peningkatan nilai sumber daya dan cadangan batubara mereka selama periode tersebut. India mengalami peningkatan nilai sebesar 9%, sementara Australia mengalami peningkatan sebesar 8,2%. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan permintaan batubara dari negara-negara seperti China dan India, yang masih sangat bergantung pada batubara sebagai sumber energi utama mereka.
Perubahan nilai sumber daya dan cadangan batubara juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait pengelolaan sumber daya alam. Misalnya, Indonesia telah melakukan reformasi sektor pertambangan yang mengarah pada pengurangan jumlah izin tambang batubara dan peningkatan kontrol pemerintah atas kegiatan pertambangan. Hal ini dapat berdampak pada nilai sumber daya dan cadangan batubara di Indonesia.
Meskipun terjadi perubahan nilai sumber daya dan cadangan batubara di beberapa negara, batubara masih menjadi sumber energi yang penting bagi banyak negara di dunia. Namun, dengan semakin meningkatnya kesadaran akan dampak negatif batubara terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, peralihan ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan seperti energi terbarukan menjadi semakin penting.