Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan data terbaru mengenai Statistik Pemuda Indonesia 2023 pada Jumat (29/12/2023) silam.
Pada publikasi tersebut, BPS memaparkan beberapa hal mengenai demografi pemuda di Indonesia, salah satunya terkait dengan "Rata-Rata Lama Sekolah Pemuda Indonesia" yang digunakan sebagai indikator dalam melihat rata-rata tingkat pendidikan yang dicapai oleh pemuda di suatu daerah.
Hal ini berarti semakin tinggi rata-rata lama sekolah, maka akan semakin tinggi pula jenjang pendidikan yang dijalani dan diselesaikan oleh pemuda. Angka ini juga akan menunjukkan bagaimana program pemerintah mengenai wajib belajar 12 tahun bagi penduduk Indonesia, sudah terealisasikan atau belum.
Hasilnya pada tahun 2023, rata-rata lama sekolah dari pemuda di Indonesia mencapai angka 11,04 tahun. Hal ini berarti rata-rata pemuda di Indonesia mampu menyelesaikan pendidikan sampai kelas XI pada jenjang sekolah menengah.
"Sementara itu, pemuda di perkotaan bersekolah satu tahun lebih tinggi dibandingkan pemuda di pedesaan (11,54 tahun berbanding 10,31 tahun)," tulis BPS dalam publikasinya.
Meskipun program wajib belajar 12 tahun dari pemerintah belum terpenuhi, selama sepuluh tahun terakhir rata-rata lama sekolah bagi pemuda telah meningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 2014, rata-rata lama pemuda sekolah telah meningkat satu tahun lebih tinggi, tepatnya peningkatan berada di angka 1,03 tahun.
Di sisi lain, pendidikan di Indonesia dapat terlihat belum inklusif sepenuhnya dalam publikasi laporan BPS. Hal ini dikarenakan ada kesenjangan yang cukup besar, jika rata-rata lama sekolah pemuda dilihat dari status disabilitasnya.
Secara lebih rinci, terdapat perbedaan 4 tahun untuk rata-rata lama sekolah pada pemuda non-disabilitas dengan pemuda disabilitas.
Rata-rata lama sekolah pada pemuda disabilitas sendiri berada di angka 7,75 tahun atau setara dengan kelas VII pada jenjang SMP/sederajat. Sedangkan, pemuda non-disabilitas tetap memiliki rata-rata lama sekolah 11 tahun, tepatnya di angka 11,07 tahun.
