Simak! Remaja Lebih Suka Hadapi Kesehatan Mental Lewat Aktivitas Kreatif

Mayoritas remaja (49%) memilih terlibat pada aktivitas kreatif dalam menghadapi kesehatan mental, hanya sedikit yang ikut terapi profesional.

Informasi dan kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental mulai marak digaungkan, terutama di media sosial. Akibatnya, gerakan terkait kesehatan mental pun kini banyak bermunculan.

Survei kolaborasi Narasi dan Jajak Pendapat (JakPat) mengungkap bahwa anak muda usia 15-19 tahun lebih peka terhadap isu kesehatan mental. Dibanding kelompok usia lain, remaja usia tersebut (41%) menunjukkan kekhawatiran yang lebih tinggi terhadap topik kesehatan mental.

Keaktifan remaja dalam aktivisme kesehatan mental dibuktikan dengan partisipasi mereka pada 7 kegiatan terkait gerakan hadapi kesehatan mental.

Pertama, sebanyak 49% remaja memilih aktivitas kreatif berupa penyaluran ke musik, seni, dan hobi untuk menghadapi kesehatan mental. Berikutnya, 22% remaja menganggap cerita pada keluarga dan mendapat dukungan dari mereka sangatlah penting untuk mengatasi isu kesehatan mental.

Sementara itu, sebanyak 10% dari mereka terlibat praktik self-care untuk menangani masalah kesehatan mental yang dialami. Menariknya, remaja juga tertarik pada praktik holistik seperti meditasi dan yoga saat menghadapi kesehatan mental. Sebanyak 6% di antaranya memilih aktivitas ini.

Hanya sedikit (5%) saja remaja yang benar-benar mengikuti terapi profesional atau konsultasi pada psikiater atau psikolog. Selanjutnya, 4% remaja yang mengikuti survei terungkap jadi partisipan di komunitas terkait kesehatan mental agar mereka dapat berpartisipasi dalam gerakan aktivisme.

Terakhir, aktivitas yang melibatkan obatan-obatan dan herbal hanya dipilih oleh segelintir (3%) remaja saja.

Meski remaja usia 15-19 tahun cenderung lebih menunjukkan kekhawatiran terhadap kesehatan mental, ternyata persentase yang jadi partisipan dalam gerakan kesehatan mental lebih rendah dibanding kelompok umur lain.

Survei yang sama mengungkap 73% remaja berpartisipasi dalam gerakan kesehatan mental. Terendah diraih kelompok usia 20-24 tahun (72%), sedangkan tertinggi diraih usia 30-35 (79%) dan disusul oleh usia 25-29 tahun (76%).

Baca juga: 1 dari 20 Remaja Indonesia Mengalami Gangguan Mental

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook