Film horor masih membuktikan dominasinya di layar lebar Indonesia. Data Cinepoint menunjukkan The Conjuring: Last Rites berhasil menempati posisi kedua film terlaris di Indonesia dengan torehan 2,4 juta penonton per 1-10 September 2025. Capaian ini menegaskan daya tarik kuat waralaba horor internasional di pasar perfilman nasional.
Rilis pada tanggal 3 September 2025 lalu, keberadaan The Conjuring: Last Rites di posisi ini menunjukkan tren konsumsi film di Indonesia, bahwa genre horor memang menjadi favorit publik, baik untuk film lokal maupun internasional. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh PT. Lokadata melalui aplikasi Surv, sebanyak 14% dari 1.950 responden yang terlibat menyukai film bergenre horor.
Meski tipis berselisih 10 ribu, hanya ada satu film yang mampu melampaui jumlah penonton The Conjuring: Last Rites, yakni Demon Slayer: Infinity Castle dengan 2,5 juta penonton.
Di luar kedua film tersebut, jarak capaian jumlah penonton terlihat cukup jauh. Film lokal La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka… berada di urutan ketiga dengan jumlah 877 ribu penonton, menjadikannya sebagai film nasional pertama yang menduduki peringkat tiga besar dalam jajaran sinema layar lebar.
Pemeringkatan diikuti oleh The Shadows Edge dengan pencapaian sebanyak 663 ribu penonton. Sementara itu, Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah sebagai satu-satunya film lokal bertema keluarga telah disaksikan 416 ribu penonton dan berada di urutan kelima.
Bangku keenam dan ketujuh diisi oleh film horor lokal, yaitu Pencarian Terakhir dan Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai dengan total penonton masing-masing 411 ribu dan 134 ribu, menunjukkan bahwa meskipun film Indonesia mendapat tempat, persaingannya dengan film horor Hollywood masih cukup berat.
Berikutnya, film bergenre drama Materialists memperoleh 74 ribu penonton, membuatnya berada di posisi kedelapan sebagai film terlaris di bioskop Indonesia September 2025. Sedangkan, peringkat kesembilan diisi oleh Dracula: A Love Tale dengan total 53 ribu penonton
Menariknya, di posisi terbawah terdapat Jujutsu Kaisen: Hidden Inventory/Premature Death dengan jumlah penonton hanya mencapai 31 ribu. Padahal, sebagai bagian dari franchise anime populer, film ini seharusnya memiliki basis penggemar yang kuat.
Rendahnya angka penonton kemungkinan disebabkan faktor jadwal rilis yang berdekatan dengan Demon Slayer, sehingga sebagian besar penonton anime lebih memilih film dengan eksposur dan hype yang lebih besar.
Baca Juga: Mengapa Film Horor Laris di Indonesia?
Sumber:
https://cinepoint.com/#/pages/tbo?page=0&limit=10
https://surv.co.id/web/artikel/genre-film-yang-paling-mencuri-perhatian
