Bauran Emisi Paling Dominan di Sektor Energi

Indonesia telah menandatangani Global Methane Pledge bersama dengan negara-negara lainnya selama COP 26 di Glasgow, yang akan melihat upaya bersama untuk mengur.

Indonesia telah menandatangani Global Methane Pledge bersama dengan negara-negara lainnya selama COP 26 di Glasgow, yang akan melihat upaya bersama untuk mengurangi emisi metana (CH4) sebesar setidaknya 30% dari level tahun 2020 pada tahun 2030; dengan demikian, menghilangkan lebih dari 0,2°C pemanasan pada tahun 2050.

Namun, wacana mitigasi emisi metana di sektor energi Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan CO2, seperti yang tercermin dalam laporan inventarisasi gas rumah kaca Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terbaru. Menurut laporan tersebut, emisi metana menyumbang hingga 34,47 juta ton CO2-eq, atau 6% dari total emisi gas rumah kaca di sektor energi. Sebaliknya, data terbaru IEA menunjukkan bahwa emisi metana Indonesia mencapai 4,4 juta ton, setara dengan 131,1 juta ton CO2-eq. Ini jauh lebih tinggi dari data KLHK, yang menunjukkan bahwa emisi dari sektor tersebut dilaporkan terlalu rendah.

Memang, emisi metana masih lebih rendah dari CO2. Menurut data tahun 2020, emisi CO2 Indonesia adalah 589 juta ton (Ritchie dan Roser, 2020). Namun, mengingat potensi pemanasan global yang tinggi, yakni 29,8 kali lebih tinggi dari CO2, masalah metana tidak boleh dianggap enteng. Penurunan emisi metana sebenarnya dapat melambatkan pemanasan global sebesar 30% dan mencegah peningkatan sebesar 0,5°C pada akhir abad ini.

 

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook