Di era digital saat ini, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, AI dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi tetapi di sisi lain, penggunaannya yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif, seperti penurunan kemampuan berpikir kritis dan ketergantungan berlebihan pada teknologi. Hal ini menyoroti pentingnya penggunaan AI secara bijak dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut laporan terbaru dari Jakpat berjudul Understanding AI Usage Today, ChatGPT menempati posisi teratas sebagai aplikasi AI yang paling banyak digunakan oleh responden Indonesia pada tahun 2025. Survei yang melibatkan 1.423 responden ini menunjukkan bahwa 30% dari mereka menggunakan AI sebagai asisten virtual dalam aktivitas sehari-hari dan 70% dari responden menggunakan ChatGPT dibandingkan platform AI lainnya. Popularitas ChatGPT ini tidak lepas dari kemampuannya dalam memahami dan merespons berbagai permintaan pengguna dengan cepat dan akurat.
Selain ChatGPT, sejumlah aplikasi AI lainnya juga mencuri perhatian pengguna internet. Berdasarkan survei Jakpat, Gemini menempati posisi kedua sebagai AI terpopuler dengan tingkat penggunaan mencapai 51%. Di urutan ketiga ada Meta AI sebesar 29%, diikuti DeepSeek 13%, Grok 9%, Perplexity AI 8%, dan Bahasa.ai sebesar 7%. Meski berbeda dari segi fitur dan antarmuka, seluruh aplikasi ini memiliki keunggulan masing-masing, mulai dari pengolahan bahasa alami, integrasi dengan media sosial, hingga kemampuan merespons percakapan secara real-time.
Keberhasilan ChatGPT sebagai pionir dalam bidang AI tidak terlepas dari momen peluncurannya pada 30 November 2022, di tengah pandemi COVID-19. Pada saat itu, kebutuhan akan solusi digital yang dapat membantu dalam berbagai aspek kehidupan meningkat pesat. ChatGPT hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, menawarkan layanan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pendidikan hingga bisnis. Dalam waktu dua bulan setelah peluncurannya, ChatGPT berhasil mencapai lebih dari 100 juta pengguna, menjadikannya salah satu aplikasi dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah teknologi.
Dengan semakin berkembangnya teknologi AI, penting bagi pengguna untuk tetap kritis dan bijak dalam memanfaatkan layanan ini. Meskipun AI dapat memberikan banyak manfaat, pengguna harus menyadari potensi risiko dan dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaan yang tidak tepat. Oleh karena itu, edukasi dan pemahaman yang mendalam tentang AI menjadi kunci dalam memaksimalkan manfaatnya sekaligus meminimalkan risikonya.
Baca Juga: Pengguna ChatGPT Capai 400 Juta pada 2025, Imbas Tren Efek Ghibli?