Komoditas buah-buahan tahunan seperti kelapa, manggis, dan nanas mempunyai potensi besar dalam mendatangkan devisa negara. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, kontribusi ekspor komoditas ini sebesar 14,79% terhadap total ekspor pertanian tanaman tahunan. Angka ini meningkat dari kontribusi tahun sebelumnya yang menyentuh persentase 12,87%.
Provinsi DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan nilai ekspor buah-buahan tertinggi pada tahun 2024, yakni sebesar US$124 juta. Angka ini melonjak tajam dibanding tahun 2023 yang hanya sebesar US$57 juta dengan persentase peningkatan sebesar 117,35%. Komoditas utama yang mendorong ekspor dari DKI Jakarta adalah buah manggis, yang permintaannya terus meningkat di pasar internasional, terutama Asia Timur dan Timur Tengah.
Posisi kedua ditempati oleh Jawa Timur dengan nilai ekspor sebesar US$109 juta pada tahun 2024, meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya menyentuh angka US$47,5 juta. Persentase kenaikan ekspor Jawa Timur bahkan lebih tinggi dari DKI Jakarta, yakni mencapai 129,33%. Buah unggulan dari Jawa Timur dalam aktivitas ekspor ini adalah kacang mede, yang banyak ditanam di wilayah pesisir selatan dan mendapat permintaan tinggi dari Eropa dan Amerika Serikat.
Provinsi Kalimantan Barat menduduki peringkat ketiga dengan nilai ekspor sebesar US$55,1 juta, naik tipis dari persentase tahun sebelumnya yang berada di angka US$44,4 juta. Posisi keempat dan kelima masing-masing ditempati oleh Jawa Barat dan Riau yang dengan persentase nilai ekspor yang sama, yaitu US$54,9 juta.
Secara keseluruhan, tren ekspor buah-buahan nasional tahun 2024 menunjukkan bahwa sektor hortikultura Indonesia semakin kompetitif di pasar global. Peningkatan nilai ekspor yang signifikan ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui sektor pertanian.
Baca Juga: 10 Negara Tujuan Utama Ekspor Buah-Buahan Indonesia
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/08/07/60d9e9fbe50bcd95323977ba/analisis-komoditas-ekspor--2020-2024--sektor-pertanian--industri--dan-pertambangan.html