Kontribusi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia berdasarkan Jenis Proses

Diambil dari Study Report Food Loss and Waste Supporting The Implementation of Circular Economy and Low Carbon Development.

Kontribusi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia berdasarkan Jenis Proses

Low Carbon Development Institute (LCDI) Indonesia
GoodStats

Emisi gas rumah kaca (GRK) dari limbah makanan atau food loss waste (FLW) merupakan masalah lingkungan yang semakin mendesak untuk diatasi di seluruh dunia. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat emisi GRK dari FLW, tetapi salah satu proses utama yang paling berkontribusi adalah penggunaan pupuk dan bahan kimia dalam produksi serealia.

Menurut penelitian, kontribusi emisi GRK dari penggunaan pupuk dan bahan kimia dalam proses produksi serealia rata-rata mencapai 20,94% dari total emisi GRK FLW, yang merupakan kontributor terbesar terhadap dampak pemanasan global. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa serealia menyumbang rata-rata 36% dari total limbah makanan di seluruh dunia.

Selain penggunaan pupuk dan bahan kimia, emisi akhir umur pembuangan FLW ke tempat pembuangan akhir (TPA) juga menjadi penyebab utama emisi GRK dari FLW, dengan kontribusi rata-rata 15,37%. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dan emisi pembakaran solar di seluruh rantai pasok juga memberikan kontribusi signifikan terhadap emisi GRK FLW, dengan rata-rata 15,27% dari tahun 2000 hingga 2019.

Penggunaan dan pembakaran solar terutama terjadi pada kapal-kapal nelayan, tetapi juga dapat terjadi pada tahap produksi hingga konsumsi. Namun, kontribusinya tidak signifikan dibandingkan dengan penggunaan solar untuk kapal penangkap ikan.

Aktivitas transportasi di seluruh rantai pasok juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap emisi GRK FLW, dengan rata-rata 13,44%. Transportasi tidak hanya untuk produk makanan, tetapi juga untuk bahan pendukung yang dibutuhkan dalam rantai pasok. Selain itu, emisi akhir masa pakai dari open dumping juga memberikan kontribusi rata-rata 11,34%.

Terakhir, konsumsi listrik di seluruh rantai pasok berkontribusi rata-rata sebesar 6,93%. Konsumsi listrik terbesar berasal dari konsumsi listrik rumah tangga untuk memasak nasi dan penyimpanan di kulkas. Oleh karena itu, untuk mengurangi emisi GRK FLW, diperlukan tindakan yang holistik dan komprehensif, termasuk pengurangan penggunaan pupuk dan bahan kimia dalam produksi serealia, pengurangan emisi dari pembakaran solar, pengurangan aktivitas transportasi, dan pengurangan konsumsi listrik di seluruh rantai pasok.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook