Listrik kini telah menjadi kebutuhan tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dengan bergesernya era dari WFO ke WFH sejak berlangsungnya pandemi, kebutuhan akan listrik kini menjadi kebutuhan pokok bahkan di rumah. Sumber listrik bisa berbeda-beda antar satu negara dengan yang lain. Ada negara yang menggunakan pembangkit listrik bertenaga air, bahan-bahan organik, solar panels, hingga nuklir. Tidak hanya itu, harga listrik pun biasanya berbeda-beda antar negara.
Melansir data CableCo UK yang dihimpun oleh World Population Review, harga listrik di Denmark menjadi yang termahal di dunia. Listrik di negara tersebut dibandrol dengan harga US$0,54 per kWh atau setara dengan Rp8.200 (dengan kurs Rp15.364). Tingginya harga tersebut disebabkan oleh infrastruktur dan pajak yang berjalan di sana. Sekitar separuh dari harga listrik tersebut sebenarnya adalah biaya pajak.
Menyusul di posisi kedua adalah Jerman dengan harga US$0,53 per kWh atau sekitar Rp8.143. Mirip ceritanya dengan Denmark, biaya listrik yang tinggi di Jerman diakibatkan oleh pajak.
Britania Raya berada di urutan ketiga dengan harga listrik sebesar US$0,479 kWh atau setara dengan Rp7.359. Kebergantungan yang tinggi terhadap energi fosil sebagai sumber listrik membuat harga listrik di negara tersebut cenderung fluktuatif.
Di Indonesia sendiri, harga listrik dibandrol sebesar Rp1.000 hingga Rp1.700 kWh.
