Inovasi menjadi kunci kemajuan suatu bangsa. Sumber daya manusia yang maju dapat menghasilkan inovasi dan kreasi yang membantu perekonomian dan pembangunan bangsa.
Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index atau GII) adalah laporan tahunan yang mengukur dan membandingkan kinerja inovasi di berbagai negara. GII dinilai berdasarkan beberapa indikator yang terbagi ke dalam 2 sub-indeks, yakni Indeks Input dan Indeks Output. Indeks Input terdiri atas 5 indikator, sedangkan Indeks Output terdiri atas 2 indikator. Masing-masing indikator dinilai dan diberi bobot yang berbeda untuk menghasilkan GII.
Tujuan GII adalah untuk memberikan wawasan tentang faktor yang mempengaruhi tingkat inovasi untuk membantu negara dalam merumuskan kebijakan dalam menyelesaikan masalah.
Pada tahun 2024 ini, Swiss terpilih sebagai negara paling inovatif di dunia, meraih skor 67,5. Swiss terus berkembang dan menunjukkan kekuatan dalam penelitian oleh sistem pendidikan dan penelitian yang berkualitas tinggi.
Di posisi kedua ada Swedia yang meraih skor 64,5. Sejak lama, Swedia dikenal sebagai negara yang besar kontribusinya dalam inovasi teknologi, khususnya dalam teknologi yang ramah lingkungan.
Peringkat ketiga ada Amerika dengan 62,4 poin. AS menunjukkan menunjukkan keunggulannya dalam teknologi, penelitian, dan pengembangan terutama di sektor digital.
Singapura dengan skor 61,2 berhasil meraih posisi keempat, menjadikannya satu-satunya negara Asia dalam daftar 5 besar. Sebagai negara dengan teknologi maju, Singapura telah menerapkan inovasi-inovasi dalam infrastruktur negaranya, meningkatkan kualitas hidup rakyatnya.
Urutan kelima diisi oleh Inggris yang meraih skor 61, disusul Korea Selatan dengan 60,9 poin, Finlandia dengan 59,4, Belanda dengan 58,8, Jerman dengan 581, dan Denmark dengan 57,1 poin,
Negara-negara dengan GII yang tinggi menunjukkan ekosistem inovasi yang kuat. Dukungan riset dan kebijakan yang progresif membuat negara-negara ini berhasil mempertahankan posisi teratas.
Dari Swiss yang memimpin dalam penelitian hingga Denmark yang unggul dalam teknologi hijau, masing-masing negara memiliki fokus yang berbeda dalam inovasi yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan potensi setiap negara.
Baca Juga: Egg Freezing: Tren Global yang Belum Menjangkau Indonesia