United States Department of Agriculture (USDA) menetapkan Indonesia sebagai negara dengan volume impor gula terbesar di dunia pada tahun 2023 lalu. Secara global, volume impor gula pada tahun 2023 mencapai 57,4 juta metrik ton.
Menariknya, Indonesia mengimpor sebanyak 5,8 juta metrik ton pada tahun lalu, atau setara dengan 10% dari total volume impor global. Nilai tersebut juga dibandingkan volume impor sebelumnya yang sebesar 5,46 juta metrik ton.
Adapun China duduk di posisi kedua dengan volume impor sebesae 3,8 juta metrik ton. Amerika Serikat menyusul di peringkat ketiga dengan 3,15 juta metrik ton. Di urutan keempat adalah Uni Eropa dengan 3 juta metrik ton. Malaysia mengimpor sebanyak 2,13 juta metrik ton gula, membuatnya perada di posisi kelima.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mencatat sejumlah bahaya apabila Indonesia bergantung terlalu tinggi pada hasil impor gula. Harga gula di tanah air pun terus mengalami kenaikan karena sangat bergantung pada pasar internasional.
"Harga gula di sana naik, apapun alasannya mau itu di-banned, mau itu dipakai untuk etanol, mau port-nya loading 2 bulan, apapun pasti akan mempengaruhi harga gula di Indonesia," ungkap Arief, mengutip CNBC.
Tidak hanya itu, masalah currency rate juga wajib diperhatikan. "Kalau tahun lalu dollarnya misal currency Rp13.500/US$, hari ini Rp15.500/US$, kemarin sempat Rp15.900/US$. Ya harga hari ini kan harga impor beberapa bulan lalu, 1-2 bulan lalu saat harga currency kita di atas Rp15.500/US$," lanjutnya lagi.
Untuk itu, Arief berencana untuk mengaktifkan kembali pertanian-perkebunan Indonesia. "Saat ini merupakan kesempatan Indonesia untuk membangun pertanian-perkebunan di dalam negeri, sehingga nantinya tidak ketergantungan oleh importasi lagi."