7 Perang dengan Korban Jiwa Terbanyak Sepanjang Sejarah

Perang dalam daftar ini hanya sekian peristiwa dari ribuan perang yang telah memakan banyak korban, baik itu militer ataupun warga sipil yang tidak bersalah.

Jumlah Korban Perang yang Paling Mematikan

Sumber: The Borgen Project
GoodStats

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perang adalah pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan (tentara, laskar, pemberontak, dan sebagainya) atau lebih. Perang dapat juga diartikan sebagai perkelahian atau konflik. KBBI turut menambahkan, “(arti perang adalah) permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dan sebagainya).”.

Perang merupakan peristiwa yang paling dihindari karena dapat memberikan dampak negatif terhadap keadaan dunia. Namun, sejarah mencatat beberapa perang mematikan yang paling banyak memakan korban. Melansir organisasi nirlaba The Borgen Project, berikut perang dengan korban terbanyak dalam sejarah.

Perang Dunia II ada di peringkat pertama sebagai perang yang memakan korban paling banyak. Perang ini dimulai dengan Jerman sebagai negara Blok Sentral yang menginvasi Polandia pada tahun 1939. Perang Dunia II diperkirakan menewaskan lebih dari 50 juta warga sipil hanya dalam enam tahun saja.

“Perang ini adalah konflik terbesar dan paling destruktif sepanjang sejarah,” catat Ensiklopedia Holocaust.

Di peringkat kedua terdapat Pemberontakan Lushan yang terjadi pada tahun 755 hingga 763. Ahli sejarah kerap menyebutnya juga dengan sebutan Pemberontakan An–Shi. Pemberontakan Lushan diperkirakan menewaskan 36 juta jiwa, yang mana sekaligus menjadi peristiwa yang meruntuhkan Dinasti Tang.

“Dinasti Tang akhirnya runtuh pada 907, setelah Zhu Wen, seorang komandan militer, menjatuhkan kaisar yang terakhir dan mengklaim takhta kekaisaran. Zhu Wen kemudian menyatakan dirinya sebagai Kaisar Taizu, kaisar pertama dari Dinasti Hou Liang,” tulis Kompas.com.

Masih di Negeri Tirai Bambu, Pemberontakan Taiping menjadi perang ketiga yang menewaskan banyak korban jiwa. Perang ini diperkirakan menewaskan 20 - 30 juta korban. National Geographic turut mencatat, “(Pemberontakan Taiping) menjadi perang saudara paling berdarah dalam sejarah manusia.”.

Perang Tiongkok-Jepang II atau Second Sino-Japanese War turut hadir dalam peringkat ini. Perang dengan posisi keempat yang memakan paling banyak korban jiwa ini terjadi berdekatan dengan Perang Dunia II. Selama delapan tahun, tepatnya 1937 sampai 1945, Perang Tiongkok-Jepang II ditaksir merenggut nyawa 25 juta warga sipil and lebih dari 4 juta tentara Tiongkok dan Jepang.

Selanjutnya terdapat Penaklukan Dinasti Ming dan Pemberontakan Dungan yang sama-sama terjadi di China. Penaklukan Dinasti Ming sendiri menewaskan 25 juta korban, menjadikannya berada di peringkat kelima sebagai perang dengan korban paling banyak sepanjang sejarah.

“Pemberontakan yang awalnya berskala relatif kecil di timur laut China pada akhirnya menjadi salah satu konflik paling mematikan di negara tersebut sekaligus menjadi salah satu perang paling mematikan dalam sejarah,” tulis The Borgen Project.

Sedangkan Pemberontakan Dungan berada di peringkat keenam, di mana korban dari pemberontakan ini juga tidak kalah banyak. Diperkirakan ada 20 juta jiwa yang harus kehilangan nyawanya pada peristiwa tersebut. “Sebagian besar (kematian tersebut) disebabkan oleh kelaparan dan migrasi karena terjadinya perang,” tambah The Borgen Project.

Perang Dunia I menjadi penutup daftar ini. Berawal dari pembunuhan putra mahkota Austria-Hongaria, Franz Ferdinand beserta istrinya, lantas berubah menjadi salah satu perang yang memakan banyak korban dalam sejarah manusia. Peristiwa ini diperkirakan memakan 18 juta korban, di mana sekitar 11 juta di antaranya merupakan anggota militer dan 7 juta lainnya adalah warga sipil. Perang Dunia I lantas berada di urutan ketujuh sebagai perang yang paling banyak memakan korban jiwa sepanjang sejarah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook