9 Tantangan yang Dihadapi Pekerja Wanita di Industri Teknologi

Buruknya kepemimpinan dan ketidaksetaraan jadi tantangan yang biasa ditemui wanita di industri teknologi, hanya sedikit yang tidak menemui tantangan di kantor.

Industri teknologi di Indonesia masih didominasi oleh pekerja pria dibanding wanita. Fakta ini pun ikut menyumbang berbagai tantangan yang harus dihadapi wanita di tempat kerja.

Data yang dihimpun Skillsoft mengenai tantangan yang ditemui wanita pekerja industri teknologi menunjukkan bahwa ketidaksetaraan dan kepemimpinan yang buruk jadi tantangan yang dominan. Dalam survei tersebut, wanita pekerja diminta untuk memilih 3 tantangan yang mereka temui di lingkungan kerja.

Pertama, tantangan berupa kepemimpinan dan manajemen yang tidak efektif mendapat proporsi 46%.

Kepemimpinan dan manajemen yang buruk bisa berakibat fatal pada kesejahteraan pekerja. Jika keduanya tidak efektif, besar kemungkinan pekerja merasa tidak adil dan tidak berkembang di kantor. Inilah yang terjadi pada wanita di industri teknologi.

Selanjutnya, ketidaksetaraan gaji juga jadi tantangan yang paling banyak ditemui wanita di industri teknologi, sebanyak 38% dari mereka menghadapinya.

Tantangan ketiga yang sering ditemui adalah ketidaksetaraan peluang dalam bekerja, dengan total 35% suara. Ketidaksetaraan dalam peluang menghambat pertumbuhan karier wanita di industri teknologi sebab banyak wanita juga menginginkan promosi di kantor.

Salah satu bentuk ketidaksetaraan peluang yang dihadapi wanita dan jadi sebuah kekhawatiran adalah kurangnya peluang pelatihan dan perkembangan profesional. Proporsi pemilih tantangan ini, yakni 24%. Hal ini cukup disayangkan karena banyak wanita pekerja di industri teknologi menginginkan pelatihan tertentu, seperti pelatihan Artificial Intelligent (AI).

Lebih lanjut, tidak seimbangannya waktu untuk kehidupan pribadi dan pekerjaan (work-life) juga menjadi tantangan bagi pekerja wanita. Selain itu, wanita di industri teknologi juga menghadapi tantangan berupa lingkungan kerja yang tidak inklusif (20%).

Kurangnya inklusivitas di kantor dapat disebabkan oleh beberapa hal, sebut saja adanya bias gender, pemberian stereotipe pada wanita, dan budaya kerja yang abai terhadap kesetaraan. Tantangan lain yang juga berkaitan dengan inklusivitas adalah kurangnya keberagaman di tempat kerja (18%).

Berikutnya, tantangan berupa gangguan di tempat kerja dapat proporsi 10%, membuktikan jika sebagian wanita di industri teknologi masih mendapatkan perlakuan buruk. Tantangan yang paling sedikit (7%) dipilih oleh wanita adalah kurangnya benefit yang mereka terima di tempat kerja.

Sisanya, wanita dalam survei mengklaim menemui tantangan lain selain dalam daftar tersebut (7%) dan sebagian (11%) mengaku belum mendapat tantangan yang signifikan.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, solusi yang tepat perlu diterapkan agar semakin banyak wanita dapat terjun ke industri teknologi. Sebut saja, pemberian gaji yang setara tanpa bias gender dan pemberian peluang pada wanita untuk melatih serta mengembangkan kemampuan profesional.

Baca juga: Wanita Karir di Industri Teknologi Minati 3 Skill Ini!

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook