Tidak hanya kaya akan keanekaragaman hayati, Indonesia juga kaya akan kebudayaannya. Hal ini salah satunya digambarkan melalui penggunaan bahasa daerah. Menurut laporan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang dikeluarkan oleh Kemendikbud RI pada 2017 lalu, terdapat total 652 bahasa daerah yang telah teridentifikasi dan divalidasi. Jumlah tersebut berasal dari pengamatan di 2.452 daerah di seluruh nusantara. Jumlah tersebut diduga telah bertambah menjadi 718 di tahun 2023 ini.
Meski begitu, sayangnya Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan bahwa penggunaan bahasa daerah di Indonesia terus menurun dari generasi ke generasi. Penggunaan bahasa daerah kini lebih banyak digunakan dalam ranah keluarga inti saja.
Analisis menunjukkan bahwa generasi pre-boomer, yang lahir pada 1945 dan sebelumnya, merupakan generasi yang paling banyak memakai bahasa daerah, dengan total proporsi sebesar 87,13%.
Generasi baby boomer, yang lahir antara 1946-1964, menduduki posisi kedua dengan total 82,56%. Sementara itu, gen X yang lahir dari 1965-1980 berada di peringkat ketiga dengan 77,31%.
Barulah setelahnya, angkatan anak muda unjuk gigi. Generasi milenial, yang lahir dari 1981 hingga 1996 berada di urutan keempat. Terdapat sebanyak 73,95% penduduk generasi milenial yang menggunakan bahasa daerah di keluarganya. Gen Z (1997-2012) mengikut di dengan proporsi 72,21%. Terakhir post-gen Z, yang lahir dari 2013 dan seterusnya, dengan 62,94%.