Analisis Perubahan Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Terbaru

BPS telah merilis data terbaru yang menunjukkan variasi yang signifikan dari NTP di berbagai subsektor pertanian.

Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor pada Juni 2024

Sumber: Badan Pusat Statistik
GoodStats

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah salah satu indikator penting untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani di Indonesia. Pada Mei dan Juni 2024, data menunjukkan variasi yang signifikan dalam NTP di berbagai subsektor pertanian. 

1. Tanaman Pangan (NTPP)

Pada Mei 2024, NTP untuk subsektor tanaman pangan berada pada angka 104,63 dan mengalami peningkatan menjadi 106,20 pada Juni 2024, yang mencerminkan kenaikan sebesar 1,50%. Kenaikan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan harga jual produk tanaman pangan dan efisiensi yang lebih baik dalam proses produksi.

2. Hortikultura (NTPH)

Subsektor hortikultura juga mengalami peningkatan NTP dari 124,09 pada Mei 2024 menjadi 125,66 pada Juni 2024, atau sebesar 1,27%. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam pendapatan petani hortikultura akibat permintaan pasar yang meningkat atau hasil produksi yang lebih baik.

3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Berikutnya, subsektor tanaman perkebunan rakyat menunjukkan peningkatan terbesar dalam NTP, dari 145,50 pada Mei 2024 menjadi 149,40 pada Juni 2024, yang setara dengan kenaikan sebesar 2,68%.

Peningkatan yang signifikan ini didorong oleh kenaikan harga komoditas perkebunan di pasar internasional atau keberhasilan dalam program peningkatan kualitas produk perkebunan rakyat.

4. Peternakan (NTPT)

NTP subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 1,18%, dari 103,59 pada Mei 2024 menjadi 104,81 pada Juni 2024. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan pendapatan peternak yang disebabkan oleh harga jual hewan ternak yang lebih tinggi atau produktivitas yang meningkat.

5. Perikanan (NTNP)

Subsektor perikanan menunjukkan penurunan NTP dari 101,33 pada Mei 2024 menjadi 101,10 pada Juni 2024, atau turun sebesar -0,23%. Penurunan ini menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi oleh nelayan dan pembudidaya ikan, seperti penurunan harga jual ikan atau peningkatan biaya produksi.

6. Nelayan (NTN)

NTP untuk nelayan juga mengalami penurunan sebesar 0,11% dari 101,37 pada Mei 2024 menjadi 101,27 pada Juni 2024. Penurunan kecil ini diakibatkan oleh fluktuasi harga ikan di pasar lokal atau tantangan cuaca yang mempengaruhi hasil tangkapan.

7. Pembudidaya Ikan (NTPi)

Terakhir, subsektor pembudidaya ikan nyatanya turut mengalami penurunan NTP dari 101,26 pada Mei 2024 menjadi 100,83 pada Juni 2024, atau turun sebesar -0,42%. Penurunan ini menunjukkan adanya kesulitan yang dihadapi oleh pembudidaya ikan, seperti penyakit ikan atau kenaikan biaya pakan.

Baca Juga: Ada Lebih dari 6 Juta Petani Milenial di Indonesia

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook