Aset Masa Depan Bangsa, 17% Pemuda Alami Keluhan Kesehatan

BPS mencatat pada tahun 2023, 17 dari 100 pemuda di Indonesia mengalami keluhan kesehatan.

Persentase Pemuda menurut Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Indonesia Emas 2024 tidak dapat dilepaskan dari peran pemuda sebagai penerus bangsa. Peluang bonus demografi menuntut pemuda untuk cerdas dalam menyiapkan diri menyongsong masa depan. Melihat urgensi ini, pemerintah berusaha mengembangkan potensi pemuda tidak hanya dalam bidang akademis namun juga dari segi kesehatan.

Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 tentang Kepemudaan, pemuda adalah warga negara Indonesia yang berusia 16-30 tahun. Dengan demikian pada tahun 2023, pemuda adalah mereka yang lahir pada tahun 1993-2007.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2023 diperkirakan terdapat sekitar 64,16 juta jiwa pemuda (23,18%) di Indonesia, yang berarti sekitar 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah pemuda. Jumlah ini cukup besar, yang jika dipersiapkan dengan baik dapat menjadi kekuatan bangsa di masa depan.

Pemuda merupakan investasi bangsa, sehingga perlu mendapat dukungan yang optimal termasuk terkait kondisi kesehatannya. Pada tahun 2023, 17 dari 100 pemuda di Indonesia mengalami keluhan kesehatan. Menurut BPS, pemuda yang mengalami keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik keluhan fisik maupun psikis.

Sementara itu, angka kesakitan pemuda pada tahun 2023 mencapai 6,24%. Angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Baik keluhan kesehatan maupun angka kesakitan pemuda di tahun 2023 mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, setelah 3 tahun berjuang melawan pandemi Covid-19.

Pada 2019, keluhan kesehatan pemuda mencapai angka 21,43% dengan angka kesakitan 8,78%. Keluhan kesehatan meningkat menjadi 20,92% pada 2020 pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, dengan angka kesakitan 8,52%.

Pada 2021 dan 2022 angka keluhan kesehatan kembali meningkat, dari 21,24% pada 2021 menjadi 23,38% pada 2022. Angka kesakitan pada 2021 meningkat menjadi 10,23%, namun menurun 9,51% pada tahun 2022.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi turut menekankan pentingnya kesehatan, terutama di kalangan pemuda usia produktif.

“Kenapa kesehatan penting? Karena meskipun usia produktif, kalau gak sehat ya gak kerja," tegas Menkes Budi Gunadi Sadikin pada peluncuran Program Integrasi Layanan Primer Kesehatan dan Penguatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (31/8/2023), mengutip ANTARA.

Menurutnya, sehat bukan berarti menyembuhkan penyakit supaya sehat, melainkan adalah menjaga tubuh tetap sehat supaya tidak sakit.

Baca Juga: Pemuda Rawat Inap di RS Indonesia Makin Naik, Bagaimana Jaminan Kesehatannya?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook